Sop Derma Obat Topical Hidung
Friday, 13 December 2013
Edit
LANGKAH | RASIONAL |
1. Periksa aktivitas obat dari dokter, mencakup nama klien, nama obat, konsentrasi larutan, jumlah tetesan, dan waktu kontribusi obat. 2. Merujuk pada catatan medis untuk memilih sinus mana yang perlu diobati. 3. Cuci tangan 4. Siapkan peralatan dan suplai: a. Obat yang disiapkan dengan alat tetes yang bersih b. Kartu, format, atau abjad cetak nama obat c. Tisu wajah d. Bantal kecil (bila perlu) e. Kain lap (bila perlu) 5. Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang Identifikasi dan menanyakan nama klien 6. Kenakan sarung tangan. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri tekan pada sinus. 7. Jelaskan mekanisme perihal pengaturan posisi dan sensasi yang akan timbul, contohnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau sensasi tersedak saat obat menetes ke dalam tenggorokan. 8. Atur suplai dan obat di sisi kawasan tidur 9. Instruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan. 10. Member obat tetes hidung: a. Bantu klien mengambil posisi terlentang b. Atur posisi kepala yang tepat: 1) Faring posterior-tekuk kepala klien ke belakang. 2) Sinus ethmoid atau sphenoid-tekuk kepala ke belakang di atas pinggiran kawasan tidur atau tempatkan bantal di bawah pundak dan tekuk kepala ke belakang. 3) Sinus frontal dan maksilaris-tekuk kepala ke belakang di atas pinggiran kawasan tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati. Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan. c. Instruksikan klien untuk bernapas melalui mulut. d. Pegang alat tetes 1 cm di atas nares dan masukkan jumlah tetesan yang diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid. e. Minta klien berbaring terlentang selama 5 menit f. Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang basah (ingusan), tetapi peringatkan klien untuk tidak menghembuskan napas dari hidung selama beberapa menit. 11. Memberi semprot hidung: a. Bantu klien berbaring terlentang b. Atur posisi kepala yang tepat 1) Tekuk kepala klien ke belakang 2) Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan 3) Untuk anak-anak, jaga kepala dalam posisi tegak c. Pegang ujung wadah sempurna di bawah nares. d. Instruksikan klien untuk menarik napas saat semprot masuk ke dalam jalan saluran hidung. 12. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman sesudah obat diabsorpsi. 13. Lepas sarung tangan dan buang suplai yang kotor dalam wadah yang tepat. Cuci tangan. 14. Catat kontribusi obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung yang dimasukkan obat, dan waktu kontribusi obat. 15. Observasi adanya efek samping pada klien selama 15 hingga 30 menit sesudah obat diberikan. | Memastikan kontribusi obat yang kondusif dan tepat. Akan memengaruhi posisi yang akan klien ambil selama obat dimasukkan. Mengurangi penularan infeksi Alat tetes atau aplikator tidak perlu steril, tetapi harus bersih Digunakan dalam mengatur posisi klien Digunakan untuk membersihkan nares Memastikan klien yang mendapatkan obat benar. Temuan menjadi dasar untuk memantau efek obat. Rabas akan mengganggu penyerapan obat. Membantu mengurangi kecemasan. Memastikan mekanisme yang berlangsung lancar dan teratur. Mengeluarkan mucus dan sekresi yang sanggup menghambat distribusi obat. Posisi ini memberi kanal ke saluran hidung Posisi memungkinkan obat mengalir ke sinus yang terganggu Mencegah otot leher meregang Mengurangi peluang tetesan nasal teraspirasi ke dalam trakea dan paru-paru Mencegah kontaminasi alat tetes. Memasukkan obat ke tulang ethmoid memfasilitasi distribusi obat ke mukosa hidung. Mencegah kehilangan obat sebelum waktunya melalui nares Memungkinkan jumlah obat yang diabsorpsi maksimal. Posisi memberi kanal ke saluran hidung Posisi memungkinkan obat mencapai saluran hidung Mencegah peregangan otot leher Mencegah semprot tertelan Posisi menjadi kanal terbaik bagi semprot untuk mencapai saluran hidung. Meningkatkan jumlah obat yang mencapai saluran hidung maksimal. Mengembalikan rasa nyaman. Mempertahankan lingkungan yang rapi dan teratur. Mengurangi penularan mikroorganisme. Pencatatan yang sempurna pada waktunya mencegah kesalahan dalam kontribusi obat. Obat yang diabsorpsi melalui mukosa sanggup menimbulkan reaksi sistemik. |