Farmakologi - Obat Kemoterapi Anti Kanker



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Bila pada suatu tempat di tubuh kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau Tumor. Tumor ini sanggup bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan Kanker. Tumor Ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu sanggup menyebar luas ke serpihan lain di seluruh tubuh untuk bermetamorfosis Tumor yang baru. Penyebaran ini disebut Metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat.
Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit Kanker, yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan banyak sekali macam cara dan membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis Kanker itu mempunyai kesamaan: terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak terkontrol. Fungsi utama obat-obat Kemoterapi (Ing. Chemotherapy) ialah mengenali dan menghancurkan sel-sel ibarat ini.
Kemoterapi telah dipakai semenjak tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau setelah pembedahan. Tujuannya ialah membasmi seluruh sel-sel Kanker hingga ke akar-akarnya, hingga ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel Kanker biar tidak menyebar lebih luas. Pengobatan Kanker tergantung pada jenis atau tipe Kanker yang diderita dan dari mana asal Kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta system pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker.
Pada perkara Kanker Pengobatan utama ialah melalui Pembedahan atau Operasi, Kemoterapi atau dengan cara pemberian Obat-obatan dan Radioterapi atau Penggunaan Sinar Radiasi. Pada kenyataannya Secara umum biasanya dipakai lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, contohnya Pembedahan yang diikuti oleh Kemoterapi atau Radioterapi, bahkan kadang pengobatan dipakai dengan 3 kombinasi (Pembedahan, Kemotarapi dan Radioterapi). Pada dasarnya Tujuan utama dari Pembedahan ialah mengangkat Kanker secara keseluruhan lantaran Kanker hanya sanggup sembuh apabila belum menjalar ketempat lain. Sedangkan Kemoterapi dan Riadiasi tidak bukan dan tidak lain bertujuan untuk membunuh sel-sel Kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel Kanker yang masih tertinggal

1.2       Rumusan Masalah
  1. Jelaskan defenisi dari kemoterapi?
  2. Apakah Tujuan dan manfaat dari pemberian kemoterapi?
3.       Apa saja jenis obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?
4.      Bagaimana prosedur kerja obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?
5.      Bagaimana indikasi dari obat anti kanker dan kemoterpai kanker ?
  1. Bagaimanakah bentuk sediaan dan takaran dari obat kemoterapi?
  2. Apakah imbas samping yang sanggup timbul dari pengobatan kemoterapi dan cara mengatasinya?

1.3       Tujuan
  1. Untuk mengetahui defenisi dari kemoterapi.
  2. Untuk mengetahui Tujuan dan manfaat dari pemberian kemoterapi.
  3. Untuk mengetahui  jenis obat anti kanker dan kemoterapi kanker.
  4. Untuk mengetahui prosedur kerja obat anti kanker dan kemoterapi kanker
  5. Untuk mengetahui indikasi dari obat anti kanker dan kemoterapi
  6. Untuk mengetahui bentuk sediaan dan takaran dari obat kemoterapi
  7. Untuk mengetahui imbas samping yang sanggup timbul dari pengobatan kemoterapi dan cara mengatasinya.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Defenisi Kemoterapi
Kemoterapi ialah proses pengobatan dengan memakai obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang dipakai dalam Kemoterapi. Kemoterapi ialah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memperlihatkan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan memakai obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang sanggup menghambat proliferasi sel-sel kanker.

2.2    Tujuan Dan Manfaat Dari Pemberian Kemoterapi
Bila pada suatu tempat di tubuh kita terdapat pertumbuhan sel FARMAKOLOGI - OBAT KEMOTERAPI ANTI KANKER      Tujuan pemberian kemoterapi
1.      Pengobatan.
2.      Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.
3.      Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
4.      Mengurangi komplikasi akhir metastase.
Bila pada suatu tempat di tubuh kita terdapat pertumbuhan sel FARMAKOLOGI - OBAT KEMOTERAPI ANTI KANKER       Manfaat Kemoterapi
Manfaat Kemoterapi antara lain ialah sebagai berikut:
1.      Pengobatan
Beberapa jenis kanker sanggup disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau  beberapa jenis Kemoterapi.


2.      Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker biar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3.      Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak sanggup menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi tanda-tanda yang timbul pada penderita, ibarat meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada kawasan yang diserang.

2.3    Jenis Obat Anti Kanker Dan Kemoterapi Kanker
2.3.1    Golongan Alkilator
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan alkilator yaitu :
1.      Siklofosfamid
        Sediaan : Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal 100, 200, 500 mg dan 1,2 gram untuk suntikan, dan tablet 25 dan 50 gram untuk pemberian per oral.
        Indikasi : Leukemia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, Limfoma non Hodgkin, Mieloma multiple, Neuro Blastoma, Tumor Payudara, ovarium, paru, Cerviks, Testis, Jaringan Lunak atau tumor Wilm.
        Mekanisme kerja : Siklofosfamid merupakan pro drug yang dalam tubuh mengalami konversi oleh enzim sitokrom P-450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non enzimatik menjadi fosforamid dan akrolein. Efek siklofosfamid dipengaruhi oleh penghambat atau perangsang enzim metabolismenya. Sebaliknya, siklofosfamid sendiri merupakan perangsang enzim mikrosom, sehingga sanggup mempengaruhi acara obat lain.
2.      Klorambusil
        Sediaan : Klorambusil tersedia sebagai tablet 2 mg. Untuk leukemia limfositik kronik, limfoma hodgkin dan non-hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari sebgai takaran tunggal (pada penyakit hodgkin mungkin diharapkan takaran 0,2 mg/kg berat badan, sedangkan pada limfoma lain cukup 0,1 mg/kg berat badan).
        Indikasi : Leukimia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, dan limfoma non Hodgkin, Makroglonbulinemia primer.
        Mekanisme kerja : Klorambusil (Leukeran) merupakan mustar nitrogen yang kerjanya paling lambat dan paling tidak toksik. Obat ini mempunyai kegunaan untuk pengobatan paliatif leukemia limfositik kronik dn penyakin hodgkin (stadium III dan IV), limfoma non-hodgkin, mieloma multipel makroglobulinemia primer (Waldenstrom), dan dalam kombinasi dengan metotreksat atau daktinomisin pada karsinoma testis dan ovarium.
3.      Prokarbazin
        Sediaan : Prokarbazin kapsul berisi 50 mg zat aktif. Dosis oral pada orang cukup umur : 100 mg/m2 sehari sebagai takaran tunggal atau terbagi selama ahad pertama, diikuti pemberian 150-200 mg/m2 sehari selama 3 ahad berikutnya, kemudian dikurangi menjadi 100 mg/m2 sehari hingga hitung leukosit dibawah 4000/m2 atau respons maksimal dicapai. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan hati, ginjal dan sumsum tulang.
        Indikasi : Limfoma Hodgkin.
        Mekanisme kerja : Mekanisme kerja belum diketahui, diduga menurut alkilasis asam nukleat. Prokarbazin bersifat non spesifik terhadap siklus sel. Indikasi primernya ialah untuk pengobatan penyakit hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama dalam kombinasi dengan mekloretamin, vinkristin dan prednison (regimen MOPP).
4.      Karboplatin
        Sediaan : Serbuk injeksi 50 mg, 150 mg, 450 mg.
        Indikasi : Kanker ovarium lanjut.
        Mekanisme kerja : Mekanisme niscaya masih belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan sama dengan biro alkilasi. Obat ini membunuh sel pada semua tingkat siklus, menghambat biosintesis DNA dan mengikat DNA melalui ikatan silang antar untai. Titik ikat utama ialah N7 guanin, namun juga terjadi interaksi kovalen dengan adenin dan sitosin.

2.3.2    Golongan Antimetabolit
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antimetabolit yaitu :
1.      5-fluorourasil (5-FU)
        Sediaan : Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk IV.
        Indikasi : Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, Leukimia limfositik dan mielositik akut, Limfoma non-Hodgkin.
        Target enzim untuk 5-FU ini ialah timidilat sintetase. Perbedaan respon ini berkaitan erat dengan adanya polimorfisme gen yang bertanggungjawab terhadap ekspresi enzim timidilat sintetase (TS). Enzim ini sangat penting dalam sintesis DNA yaitu merubah deoksiuridilat menjadi deoksitimidilat. Diketahui bahwa sekuen promoter dari gen timidilat sintetase bervariasi pada setiap individu. Ekspresi yang rendah dari mRNA TS berhubungan dengan meningkatnya kemungkinan sembuh dari penderita kanker yang diobati dengan 5-FU.
2.      Gemsitabin
        Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2.
        Indikasi : Kanker paru, pankreas dan ovarium.
        Mekanisme kerja : Sebelum menjadi materi aktif, gemsitabin mengalami fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase menjadi nukleotida di- dan trifosfat yang sanggup menghambat sintesis DNA. Gemsitabin difosfat sanggup menghambat ribonukleotida reduktase sehingga menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk sintesis DNA.
3.      6-Merkaptopurin
        Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.
        Indikasi : Leukimia limfositik akut dan kronik, leukemia mieloblastik akut dan kronik, kariokarsinoma.
        Mekanisme kerja : Merkaptopurin dimetabolisme oleh hipoxantin-guanin fosforibosil transferase (HGPRT) menjadi bentuk nukleotida (asam-6-tioinosinat) yang menghambat enzim interkonversi nukleotida purin. Sejumlah asam tioguanilat dan 6-metilmerkaptopurin ribotida (MMPR) juga dibuat dari 6-merkaptopurin. Metabolit ini juga membantu kerja merkaptopurin. Metabolisme asam nukleat purin menghambat proliferasi sel limfoid pada stimulasi antigenik.
4.      Methotrexat
        Sediaan : Tablet 2,5 mg, vial 5 mg/2ml, vial 50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50 mg/5ml.
        Indikasi : Leukimia limfositik akut, kariokarsinoma, kanker payudara, leher dan kepala, paru, buli-buli, Sarkoma osteogenik.
        Mekanisme kerja : Metotreksat ialah antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA. Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan reduksi folat dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi purin dan sintesis asam timidilat. Metotreksat bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel. Mekanisme kerja metotreksat dalam artritis tidak diketahui, tapi mungkin mempengaruhi fungsi imun. Dalam psoriasis, metotreksat diduga mempunyai kerja mempercepat proliferasi sel epitel kulit.
5.      Sitarabin
        Sediaan : Vial 100 mg/ml, dan Vial 1 g/10 ml.
        Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma, leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit dipakai untuk tumor solid.
        Mekanisme kerja : Inhibisi DNA sintesis. Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin ialah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga cara kerja utamanya ialah inhibisi DNA polimerase yang menimbulkan penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya DNA dengan sitosin kuat terhadap acara obat dan toksisitasnya.

2.3.3    Golongan Produk Alamiah
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Produk Alamiah yaitu :
1.     Vinkristin (VCR)
       Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial berisi larutan 1, 2, dan 5 mL yang mengandung 1 mg/mL zat aktif untuk penggunaan IV.
       Indikasi : Leukimia limfositik akut, neuroblastoma, tumor Wilms, Rabdomiosarkoma, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
       Mekanisme kerja : Berikatan dengan tubulin dan inhibisi deretan mikrotubula, menahan sel pada fase metafase dengan mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.
2.     Vinblastin (VLB)
       Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial 10 mg/10 ml.
       Indikasi : Penyakit Hodgkin, limfosarkoma, kariokarsinoma dan tumor payudara.
       Mekanisme kerja : Vinblastin berikatan pada tubulin dan menghambat deretan mikrotubula, kemudian menahan sel pada fase metafase dengan cara mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.
3.     Paklitaksel
        Sediaan : Anzatax (vial), Ebetaxel (vial), Paxus kalbe farma (vial)
       Indikasi : Kanker ovarium, payudara, paru, buli-buli, leher dan kepala.
       Mekanisme kerja : Obat ini berfungsi sebagai racun spindel dengan cara berikatan dengan mikrotubulus yang menimbulkan polimerisasi tubulin. Efek ini menimbulkan terhentinya proses mitosis dan pembelahan sel kanker.
4.     Etoposid
       Sediaan : Tersedia dalam bentuk kapsul dan larutan injeksi.
       Indikasi : Kanker testis, paru, payudara, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukimia mielositik akut, sarkoma kaposi.
       Mekanisme kerja : Etoposid bekerja untuk menunda transit sel melalui fase S dan menahan sel pada fase S lambat atau fase G2 awal. Obat mungkin menginhibisi transport mitokrondia pada level NADH dehidrogenase atau menginhibisi uptake nukleosida ke sel Hella. Etoposid merupakan inhibitor topoisomerase II dan menimbulkan rusaknya strand DNA.
5.     Irinotekan, Topotekan
       Indikasi : Karsinoma ovarium, karsinoma paru sel kecil, karsinoma kolon.
       Mekanisme kerja : Irinotekan merupakan materi alami yang berasal dari tumbuhan Camptotheca acuminata yang bekerja menghambat topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab dalam proses pemotongan dan penyambungan kembali rantai tunggal DNA. Hambatan enzim ini menimbulkan kerusakan DNA.
6.     Daktinomisin ( AktinimisinD)
       Sediaan : Tersedia dalam bentuk Injeksi, bubuk untuk rekonstitusi : 0,5 mg (mengandung manitol 20 mg).
       Indikasi : Kariokarsinoma, tumor Wilms, testis, rabdomiosarkoma, sarkoma Kaposi.
       Mekanisme kerja : Terikat pada posisi guanin pada DNA, mengalami interkalasi antara pasang basa guanin dan sitosin sehingga menginhibisi sintesis DNA dan RNA serta protein.
7.     Antrasiklin : Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin
       Sediaan : Daunorubisin tersedia dalam bentuk 20 mg daunorubisin hidroklorida dengan mannitol 100 mg. 2 mg/mL (50 mg) daunorubisin dengan 10 : 5 : 1 rasio molar distearofosfatidilkolin : kolesterol : daunorubisin. Doksorubisin tersedia dalam bentuk vial 10 mg dan 50 mg.
       Indikasi : Leukimia limfositik dan mielositik akut sarkoma jaringan lunak, sarkoma ostiogenik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukemia akut, karsinoma payudara, genitourinaria, tiroid, paru, lambung, neuroblastoma dan sarkoma lain pada anak-anak.
       Mekanisme kerja : Interkalasi dengan DNA, mempengaruhi transkripsi dan replikasi secara langsung. Selain itu, obat ini juga bisa membentuk kompleks tripartit dengan topoisomerase II dan DNA. (Topoisomerase II ialah enzim dependen ATP yang terikat pada DNA dan memisahkan untai DNA dimulai dari 3′ fosfat, menimbulkan DNA terpisah dan kemudian menggabungkannya lagi, fungsi penting dalam replikasi DNA dan repair). Formasi kompleks tripartit dengan antrasiklin dan etoposid menghambat pengikatan kembali untai DNA rusak, menimbulkan apoptosis. Efek ini memungkinkan sel rusak lantaran obat ini, sementara adanya overekspresi repair DNA terkait transkripsi memperlihatkan resistensi. Antrasiklin juga membentuk radikal bebas dalam larutan pada jaringan normal dan maligna. Intermediat semikuinon yang dihasilkan sanggup bereaksi dengan oksigen membentuk radikal anion superoksida yang membentuk radikal hidroksil dan hidrogen peroksida yang menyerang dan mengoksidasi basa DNA ( kardiotoksisitas). Produksi ini dipicu interaksi antrasiklin dengan besi. Antrasiklin berik atan dengan membran sel mempengaruhi fluiditasdan transpor ion.
Inhibisi sintesis DNA dan RNA dengan interkalasi antara basa DNA oleh inhibisi topoisomerase II dan obstruksi sterik. Doksurubisin menginterkalasi pada titik lokal ″uncoiling″ dari ikatan heliks ganda. Meskipun prosedur agresi yang niscaya belum diketahui, mekanismenya diduga melalui ikatan pribadi DNA (interkalasi) dan inhibisi pembentukan DNA (topoisomerase II) yang selanjutnya memblokade sintesis DNA dan RNA dan fragmentasi DNA. Doksorubisin merupakan logam khelat yang kuat, komplek logam doksorubisin sanggup mengikat DNA dan sel membran dan menghasilkan radikal bebas yang akan merusak DNA dan membran sel dengan cepat.
8.     Bleomisin
       Sediaan : Bleomisin sulfat terdapat dalam vial berisi 15 unit untuk pemberian IV, IM, atau kadang kala SK atau intraarterial.
       Indikasi : Kanker paru, lambung dan anus karsinoma testis dan serviks, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
       Mekanisme kerja : Menghambat sintesis DNA, ikatan-ikatan DNA untuk selanjutnya terjadi pemutusan untai tunggal dan ganda.
9.     L-asparaginase
       Sediaan : Obat ini tersedian dalam bentuk serbuk untuk Injeksi.
       Indikasi : Leukemia limfositik akut.
       Mekanisme kerja : Asparaginase menghambat sintesis protein melalui hidrolisis asparaginase menjadi asam aspartat dan amonia. Sel leukimia, terutama limfoblast, memerlukan asparaginase eksogen, sel normal sanggup memproduksi asparaginase. Asparaginase ialah daur spesifik untuk fase G1.

2.3.4    Golongan Hormon dan Antagonis
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Hormon dan Antagonis yaitu :
1.      Prednison
        Sediaan : Obat tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan kaptab 5 mg.
        Indikasi : Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, tumor payudara.
        Mekanisme kerja : Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.
2.      Medroksiprogesteron asetat
        Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100 mg.
        Indikasi : Tumor endometrium.
        Mekanisme kerja : Mencegah sekresi gonadotropin pituitari yang akan menghambat maturasi follicular yang menimbulkan penebalan endometrial.
3.      Etinil estradiol
        Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03 mg, 0,05 mg dan 0,5 mg.
        Indikasi : Gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan dengan menopause (Tidak ada bukti bahwa estrogen efektif mengatasi tanda-tanda kecemasan atau depresi yang mungkin terjadi selama atau sebelum menopause, oleh lantaran itu tidak boleh diberikan untuk indikasi tersebut). Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif karsinoma prostat yang tak sanggup dioperasi, pada tahap lanjut terapi paliatif kanker payudara yang tak sanggup dioperasi, hanya dilakukan dengan pertimbangan khusus : contohnya pada perempuan yang sudah lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit yang makin parah dan resisten terhadap radiasi.
4.      Tamoksifen
        Sediaan : Tamoksifen tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg.
        Indikasi : Tumor payudara.
        Mekanisme kerja : Berikatan secara kompetitif dengan reseptor estrogen pada tumor atau sasaran lain, membentuk kompleks nuklear yang menurunkan sintesis DNA dan menghambat imbas estrogen, biro nonstreroidal dengan sifat antiestrogenik yang berkompetisi dengan estrogen untuk berikatan di serpihan aktif pada payudara dan jaringan lain, sel terakumulasi pada fase Go dan G1. Sehingga tamoksifen lebih sifat sitostatik daripada sitosidal.
5.      Testosteron propionate
        Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, topikal, mucoadhesive, pellet, dan transdermal.
        Indikasi : Tumor payudara.
        Mekanisme kerja : Androgen endogen bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan organ seks laki-laki dan mempertahankan karakteristik seks sekunder pada laki-laki yang mengalami defisiensi androgen.

2.3.5    Macam – Macam Obat Kemoterapi
Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya ialah :
1.      Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin obst golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melaksanakan replikasi.
2.      Obat golongan Antimetabolit, bekerja pribadi pada molekul basa inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.
3.      Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi kendala mitosis sel.
4.      Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul kendala dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.




2.4       Mekanisme Kerja Obat Anti Kanker Dan Kemoterapi Kanker
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang dipakai ketika ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut Kemoresisten.
Pada inti sel, pada waktu sel membelah (mitosis). Makin cepat sel bermitosis, makin sensitive terhadap kemoterapi. CELL CYCLE PHASE SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang aktif, jadi harus diberikan secara kontinyu. CELL CYCLE PHASE NON SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang maupun yang istirahat, jadi sanggup diberikan secara single bolus.

2.5       Indikasi Dan Kontraindikasi Obat Anti Kanker Dan Kemoterapi
2.5.1    Indikasi
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi :
Pasien dengan keganasan mempunyai kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi sanggup terjadi untolerable side effect. Sebelum memperlihatkan kemoterapi perlu pertimbangan sbb :
1.      Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status penampilan <= 2
2.      Jumlah lekosit >=3000/ml
3.      Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4.      Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5.      Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit  (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )
6.      Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes Faal Hepar ).
7.      Elektrolit dalam batas normal.
8.      Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas 70 tahun.
Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status penampilan ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana penyait kanker semakin berat niscaya akan mempengaruhi penampilan pasien. Hal ini juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang memilih pilihan terapi yang sempurna pada pasien dengan sesuai status penampilannya.

2.5.2    Kontra Indikasi Kemoterapi
Kontra indkasi absolut:
·         pada stadium terminal
·         Kehamilan trimester pertama
·         Kondisi septikemia dan koma.
Kontra indikasi relatif :
·         Bayi <>8g/dl, leukosit > 3000/mm

2.6       Bentuk Sediaan Dan Dosis Dari Obat Kemoterapi
Ø Bentuk Sediaan
Kemoterapi sanggup diberikan dengan cara Infus, Suntikan pribadi (pada otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
·         Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
·         Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.
·         Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang terlatih).
Ø Dosis
Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table menurut tinggi tubuh dan berat badan. Apabila tubuh pasien makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT = 1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus menerima obat 50 x 1,5 mg = 75 mg.

2.7       Efek Samping Kemoterapi
Intensitas imbas samping tergantung dari karakteristik obat, takaran pada setiap pemberian, maupun takaran kumulatif, selain itu imbas samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan takaran dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai efek bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai ialah tanda-tanda gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama ialah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa usang setelah pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akhir pemberian sitistatika sanggup terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 hingga hari ke-14, setelah itu diharapkan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada ahad kedua dan pada sekitar ahad ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada ahad keenam. Leukopenia sanggup menurunkan daya tubuh, trombositopenia sanggup menimbulkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan jikalau terjadi pengikisan pada traktus gastrointestinal.
Kerontokan rambut sanggup bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. imbas samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting ialah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang sanggup menimbulkan terjadinya kanker baru.
Kardiomiopati akhir doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar penderita meninggal lantaran “pump failure”, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya lantaran banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, imbas samping pada kulit, saraf, uterus dan susukan kencing relatif kecil dan lebih gampang diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga ahad sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi ialah imbas sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak mencicipi adanya imbas samping Kemoterapi. Ada yang mengalami imbas samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau berat-ringannya imbas samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek samping Kemoterapi timbul lantaran obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu imbas samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan cepat. Efek samping sanggup muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan.

F Efek samping yang bisa timbul ialah antara lain:
1.      Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya sanggup mendadak atau perlahan. Tidak pribadi menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga final pengobatan.
2.      Mual dan Muntah
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih menciptakan mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini sanggup dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau setelah pengobatan Kemoterapi. Mual muntah sanggup berlangsung singkat ataupun lama.
3.      Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai  kehilangan cairan tubuh berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi masakan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak masakan berserat, olahraga ringan jikalau memungkinkan.
4.      Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga ahad setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menimbulkan rambut patah di bersahabat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa ahad terapi. Rambut sanggup tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
5.      Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.



6.      Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit menimbulkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
7.      Anemia
Anemia ialah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia ialah seorang menjadi merasa lemah, gampang lelah dan tampak pucat.
8.      Kulit sanggup menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
Setiap obat mempunyai imbas samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter memperlihatkan juga obat-obat untuk menekan imbas sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua imbas samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih ibarat semula.
Beberapa produk perhiasan masakan mengklaim bisa mengurangi imbas samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memperlihatkan kemoterapi herbal yang bebas imbas samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut ialah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan investigasi laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.

2.8       Cara mengatasi imbas samping Kemoterapi
·         Pemberian anti mual dan muntah
·         Saat merasa mual duduk ditempat yang segar
·         Makan masakan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso, puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma, kacang, dll)
·         Lakukan perawatan verbal dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. Bila tidak sanggup menggosok gigi lantaran gusi berdarah, gunakan pembersih mulut
·         Berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
·         Hindari rokok, masakan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi bisa menekan jumlah ajal penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap final / metastase, tindakan kemoterapi hanya bisa menunda ajal atau memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu. Bagaimanapun insan hanya bisa berharap sedangkan tragedi final hanyalah Yang Mahakuasa yang menentukan.




BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Kemoterapi ialah proses pengobatan dengan memakai obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan memakai obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang sanggup menghambat proliferasi sel-sel kanker.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai ialah tanda-tanda gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama ialah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa usang setelah pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel