Konsep Virus
Friday, 13 December 2013
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus yakni kata Latin untuk racun. Sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan, segala penyebab penyakit yang misterius pada insan disebut virus. Sejarah inovasi virus dimulai pada tahun 1883 oleh A. Mayer, seorang ilmuwan Jerman. Ia melaksanakan penelitian perihal penyebab penyakit mosaik pada tembakau. Penyakit mosaik ini mengakibatkan pertumbuhan tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan daunnya berwarna belang-belang. Mayer menemukan bahwa penyakit mosaik tersebut menular ke tumbuhan tembakau lain ketika ia menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang berpenyakit ke tumbuhan tembakau yang sehat.
Virus mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan kelompok makhluk hidup lain. Dalam pembagian terstruktur mengenai makhluk hidup, virus dipisahkan menjadi kelompok tersendiri. Tubuh virus hanya terdiri dari selubung protein dan isi yang terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Ketika virus dikristalkan, virus mirip benda tak hidup. Namun, kalau dimasukkan ke dalam lingkungan yang cocok, virus akan hidup kembali. Sebagai benalu sejati, virus menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia. Penyakit AIDS, cacar, polio, hepatitis, herpes merupakan teladan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang manusia. Ilmu yang mempelajari virus disebut virologi. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai ciri dan tugas virus dalam kehidupan insan maka penulis akan membahasnya dalam paper ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi virus ?
1.2.2 Apa saja ciri – ciri virus ?
1.2.3 Bagaimana struktur anatomi virus ?
1.2.5 Apa saja pembagian terstruktur mengenai virus ?
1.2.6 Bagaimana peranan virus dalam kehidupan mahluk hidup ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari virus.
1.3.2 Untuk mengetahui ciri – ciri yang dimiliki oleh virus.
1.3.3 Untuk mengetahui struktur anatomi virus.
1.3.4 Untuk mengetahui cara reproduksi virus.
1.3.5 Untuk mengetahui pembagian terstruktur mengenai virus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Virus
Virus yakni benalu berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya sanggup bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup lantaran virus tidak mempunyai perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan benalu obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam materi pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang dipakai untuk memuat materi genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag dipakai untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup lantaran ia tidak sanggup menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada insan (misalnya virus influenza dan HIV), binatang (misalnya virus flu burung), atau tumbuhan (misalnya virus mosaik tembakau)
2.2 Ciri – Ciri Virus
Virus mempunyai ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, ini lantaran virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika. Ciri virus yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, yakni sebagai berikut.
1. Virus hanya sanggup hidup pada sel hidup atau bersifat benalu intraselluler obligat, contohnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam yang masih hidup.
2. Virus mempunyai ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi lainnya. Ukuran virus yang paling kecil mempunyai ukuran diameter 20 nm dengan jumlah gen 4, lebih kecil dari ribosom dan yang paling besar mempunyai beberapa ratus gen, virus yang paling besar dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak sanggup dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan mikroskop elektron.
3. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA.
4. Virus tidak mempunyai enzim metabolism dan tidak mempunyai ribosom ataupun perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus mempunyai enzim untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melaksanakan kombinasi dengan enzim sel inang, contohnya Virus Herpes.
5. Setiap tipe virus hanya sanggup menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang sanggup diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya tergantung pada evolusi pengenalan yang dilakukan virus tersebut dengan memakai kesesuaian " lock and key atau lubang dan kunci " antara protein di potongan luar virus dengan molekul reseptor (penerima) spesifik pada permukaan sel inang. Beberapa virus mempunyai kisaran inang yang cukup luas sehingga sanggup menginfeksi dan menjadi benalu pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung sanggup juga menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia, virus rabies sanggup menginfeksi mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan monyet.
6. Virus tidak dikategorikan sel lantaran hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran. Penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa virus sanggup dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup, alasannya yakni sel yang paling sederhana pun tidak sanggup beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi, virus mempunyai DNA atau RNA sehingga virus sanggup juga tetapi, virus mempunyai DNA atau RNA sehingga virus sanggup juga dikategorikan organisme hidup.
7. Genom virus lebih bermacam-macam dari genom konvensional (DNA untai tunggal atau single heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal ataupun sanggup juga RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya. Walaupun virus mempunyai aneka macam ukuran dan bentuk, mereka mempunyai motif struktur yang sama, yaitu sebagai berikut.
2.3 Struktur Anatomi Virus
Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
1. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan potongan luarnya diselubungi kapsid.
2. Kapsid
Kapsid yakni selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsomer yakni subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, contohnya virus mozaik tembakau yang mempunyai kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari seribu kapsomer, namun dari satu jenis protein saja. Kapsid pada TMV(Tobacco Mozaik Virus) sanggup terdiri atas satu rantai pelipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga terdiri atas protein monomer protein-protein monomer yang identik, yang masing-masing terdiri dari rantai peptida.
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid sanggup berbentuk heliks (batang), contohnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali dipelajari meliputi tujuh faga yang menginfeksi kuman Escherichia coli, ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya.
3. Isi badan
Isi badan yang sering disebut virion. Adalah materi genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA), teladan yakni sebagai berikut.
a. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya ibarat kubus antara lain, polyomyelitis, virus radang lisan dan kuku, dan virus influenza.
b. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya paramixovirus.
c. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar.
Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:
1) Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) sebagai potongan inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu:
a) Nukleokapsid telanjang, contohnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus (virus kulit).
b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus contohnya viorus influenza dan virus hespes.
2) Protein, merupakan komponen utama yang menyusun potongan terbesar dari kapsid.
3) Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat, kolesterol dan lemak-lemak alami.
4) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam nukleat.
4. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang / serabut.
2.4. Reproduksi Virus
2.4.1. Siklus lisis
Siklus lisis yakni siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada kesannya mengakibatkan selesai hidup sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan selesai dari infeksi, yaitu ketika sel inang kuman lisis atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel inang tersebut. Virus yang hanya sanggup bereplikasi melalui siklus lisis disebut dengan virus virulen.
· Adsorbsi
Penempelan virus pada inang.
· Injeksi/Penetrasi:
Virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma sel inang.
Virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma sel inang.
· Sintesis/Replikasi :
Materi genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel inangnya. Kemudian mengambil alih kerja sel inang. DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah daerah pembentukan virus baru.
· Perakitan :
· Litik/ Lisis/ Pembebasan:
Virus-virus yang telah matang akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom untuk menghancurkan membran sel. Sel yang membrannya hancur itu kesannya akan mati.
2.4.2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel inang, dengan kata lain faga berintegrasi ke dalam kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga. Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu sanggup menghasilkan faga aktif yang melisis inangnya dikarenakan adanya pemicu dari lingkungan mirip radiasi atau adanya beberapa zat kimia tertentu, hal inilah yang mengakibatkan virus mengubah prosedur reproduksinya dari cara lisogenik menjadi cara lisis. Untuk membandingkan siklus lisis dengan siklus lisogenik maka dipakai teladan virus temperata, yaitu virus yang sanggup menjalankan kedua cara replikasi tersebut di dalam suatu bakteri. Faga temperata atau yang disebut dengan lambda (λ) mirip dengan T4, tetapi ekornya hanya mempunyai satu serabut ekor yang lebih pendek. Infeksi pada E. Coli yang disebabkan oleh virus dimulai ketika faga mengikatkan diri pada permukaan sel dan menginfeksikan DNA-nya ke dalam inang, kemudian DNA membentuk bundar yang terjadi selanjutnya tergantung cara replikasinya, apakah dengan siklus lisis atau lisogenik. Selama siklus litis, gen-gen virus dengan cepat mengubah sel inang menjadi semacam pabrik yang memproduksi virus dan sel tersebut segera lisis dan melepaskan virusnya. Genom virus berperilaku berbeda-beda, selama siklus lisogenik, molekul DNA dimasukkan melalui rekombinasi genetik (pindah silang) ke dalam suatu daerah spesifik di kromosom sel inang, virus ini kemudian disebut dengan profaga. Satu gen profaga mengkode suatu protein yang menghambat ekspresi sebagian besar gen-gen profaga lainnya. Dengan demikian, genom faga lebih banyak membisu ketika berada di dalam bakteri, kemudian bagaimana faga tersebut bereplikasi? Setiap kali E. coli berkemas-kemas membelah diri, E. coli juga mereplikasi DNA faga tolong-menolong dengan DNA-nya sendiri dan menurunkan salinannya kepada keturunannya. Satu sel yang terinfeksi dengan cepat sanggup menghasilkan satu populasi besar kuman yang membawa virus tersebut di dalam bakteriofaga. Mekanisme ini menciptakan virus sanggup berprofagasi tanpa membunuh sel inang daerah mereka bergantung.
Tahap siklus:
· Adsorpsi dan penetrasi
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik kemudian menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melaksanakan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.
· Penyisipan gen virus
Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi.
· Pembelahan sel inang
Sel inang yang telah disisipi kemudian melaksanakan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang mempunyai profage menjadi sangat banyak.
2.4. Klasifikasi Virus
2.4.1. Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Sel Inang
Berbagai jenis virus diklasifikasikan menurut jenis sel inang. Inang spesifik terutama ditentukan dari kesesuaian reseptor pada permukaan sel inang daerah virus melekat. Berdasarkan jenis sel inangnya, virus diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu: virus bakteri, virus mikroorganime eukariot, virus tumbuhan dan virus hewan.
1. Virus Bakteri
Virus kuman yakni virus yang sel inangnya merupakan sel bakteri. Virus kuman mengandung materi genetik berupa DNA. Contoh virus kuman yakni Escherichioa coli.
Gambar kuman Escherichioa coli : B II
2. Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot yakni virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme yang tergolong eukariotik, mirip protozoa dan jamur. Virus ini mengandung RNA. Contoh virus mikroorganisme eukariot yakni protozoa dan jamur.
3. Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan yakni virus yang sel inangnya yakni tumbuhan yang sebagian besar mengandung RNA. Contoh virus tumbuhan yakni tobacco mosaic virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).
4. Virus Hewan
Virus yang sel inangnya yakni sel binatang atau sel manusia. Virus ini mengandung DNA dan RNA. Contoh virus binatang yakni virus pada lisan dan kaki sapi serta virus rabies pada anjing, virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
2.4.2. Klasifikasi Virus Berdasarkan Kandungan Materi Genetik
Berdasarkan kandungan materi genetiknya, virus diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu: virus DNA dan virus RNA
1. Virus DNA
a) Poxivirus,
b) Herpesvirus,
c) Adenovirus dan
d) Papovirus.
2.Virus RNA
a) Parmyxovirus,
b) Myxovirus,
c) Reustrovirus,
d) Rhabdovirus,
e) Reovirus,
f) Togavirus dan
g) Picornavirus
2.4.3 Berdasarkan Bentuk Dasar
a. Virus bentuk Ikosahedral, berbentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus.
b. Virus bentuk Heliks, ibarat batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks, mempunyai satu sumbu rotasi. Pada potongan atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, contohnya virus influenza, TMV.
c. Virus bentuk Kompleks, struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.
2.4.4 Berdasarkan Ada Tidaknya Selubung yang Melapisi Nukleokapsid
a. Virus berselubung.
Virus ini mempunyai nukleokapsid yang dibungkus oleh membran. Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein). Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
b. Virus telanjang. Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Hanya mempunyai capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses, Picornaviruses, Reoviruses.
2.4.5 Berdasarkan Jumlah Kapsomer
a. Virus dengan 252 kapsomer, teladan adenovirus
b. Virus dengan 162 kapsomer, teladan herpesvirus
c. Virus dengan 72 kapsomer, teladan papovavirus
d. Virus dengan 60 kapsomer, teladan picornavirus
e. Virus dengan 32 kapsomer, teladan parvovirus
2.5. Peranan Virus bagi Kehidupan
2.5.1. Peranan virus yang menguntungkan antara lain yakni sebagai berikut.
1. Anti bakterial
Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu, contohnya kuman pengganggu pada produk kuliner yang diawetkan.
2. Pembuatan insulin
Virus penyebab kanker sanggup dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke kuman sehingga kuman tersebut berbiak dengan cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.
3. Pembuatan vaksin
Contoh kasus pada selesai tahun 1700, Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena cacar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten terhadap bisul cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner menggoreskan jarum yang mengandung cairan dari luka seorang pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki. Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak sanggup membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah ditemukan vaksin lainnya, contohnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin campak dan vaksin gondongan.
2.5.2. Peranan virus yang merugikan bagi kehidupan kita yakni sebagai berikut.
1. Penyakit pada tanaman
· Penyakit mozaik pada tumbuhan tembakau yang disebabkan tumbuhan diserang virus Tobacco Mozaik Virus (TMV).
· Burik kuning menyerang pada tumbuhan padi dan aster melalui plasmodesmata sehingga menyebar ke seluruh badan tanaman. Ini disebabkan plasmodesmata berfungsi untuk menghubungkan ruang-ruang antar sel.
· Tanaman yang terjangkit virus tungro, pertumbuhannya akan terhambat sehingga tampak kerdil, penyebarannya oleh mediator serangga wereng coklat dan wereng hijau berpindah dari tumbuhan satu ke tumbuhan lainnya.
2. Penyakit pada hewan
a. Polyoma penyebab tumor
b. New Castle Disease (NCD), menyerang sistem saraf pada ternak unggas, missal ayam. NCD umumnya disebut dengan tetelo.
c. Rabies yang sanggup menyerang pada anjing, kucing, rakun serta monyet.
d. Adenovirus penyebab penyakit jalan masuk pernafasan, beberapa mengakibatkan tumor pada binatang tertentu.
3. Penyakit pada manusia
a. AIDS
HIV merupakan virus yang mengakibatkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan golongan virus yang jarang terdapat pada manusia, yaitu retrovirus. Retrovirus merupakan virus RNA yang sanggup menciptakan DNA melalui proses transkripsi balik. Oleh karenanya, virus ini melengkapi diri dengan enzim spesifik reverse transcriptase. HIV menyerang limfosit T4 yang mempunyai peranan penting dalam mengatur imunitas. Seseorang yang mengidap HIV jumlah limfosit T akan menurun. Sekali terinfeksi HIV maka seumur hidup orang tersebut akan membawa virus HIV. Virus HIV terdapat pada darah, cairan sperma, cairan yang dihasilkan vagina dan cairan badan lainnya dari penderita AIDS.
b. Hepatitis B
Hepatitis B, virus ini berkembang di dalam jaringan hati sehingga sanggup menimbulkan terjadinya kerusakan sel-sel hati. Tanda dan tanda-tanda hepatitis B pada keadaan akut yakni nafsu makan berkurang, mual, lesu, muntah dan demam, nyeri sendi, setelah 3-10 hari air seni berwarna gelap (coklat) mirip teh, kulit dan potongan putih mata berwarna kuning. Penyakit ini sanggup dicegah dengan vaksinasi, dibutuhkan terbentuk kekebalan terhadap penyakit hepatitis B dengan daya lindung kurang lebih lima tahun, kemudian perjuangan yang sanggup kita lakukan yakni dengan mengkonsumsi kuliner yang tinggi kalori dan proteinnya, istirahat cukup, tidak mengkonsumsi kuliner dan minuman yang beralkohol, mengkonsumsi obat dan vitamin yang berfungsi memperbaiki fungsi hati.
c. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti memperlihatkan tanda-tanda panas tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, nafsu makan dan minum turun, lemah, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, nyeri ulu hati, bintik merah di kulit, pendarahan di gusi dan hidung, berak darah, muntah darah.
d. Influenza
Influenza disebabkan oleh bisul virus Orthoneovirus, ditularkan lewat udara dan masuk ke alat-alat pernafasan. Tanda dan gejalanya yakni demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, nyeri otot, biasanya akan sembuh sendiri dalam 3-7 hari. Pencegahan dengan jalan menjaga daya tahan badan serta menghindari interaksi dengan penderita.
e. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom pernafasan akut.
Disebabkan oleh virus gres yang bermutasi dari virus Corona. Virus ini menyerang sistem pernafasan.
1) Gejala awal demam lebih dari 38 0C tubuh, menggigil.
2) Masa inkubasi 2 hingga 10 hari.
3) Lemah, letih dan lesu.
4) Batuk kering dan sesak nafas lantaran kekurangan oksigen.
f. Polio
Virus polio mempunyai capsid dengan bentuk icosahendral, virionnya tidak berselubung, sferis dan berukuran 20-30 nm, termasuk RNA virus. Manusia merupakan satu-satunya inang alami virus polio. Virus ini menyerang sel-sel yang membatasi jalan masuk pencernaan dan selsel susunan saraf pusat, masuk ke dalam badan melalui makanan, minuman atau pernafasan. Gejala klinik bisul virus polio yakni demam, malaise, sakit tenggorokan, sakit kepala, meningitis aseptic, poliomyelitis paralitik (lumpuh). Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi secara oral.
g. Smallpox (cacar)
Virus cacar (virus variola, smallpox virus) merupakan virus DNA dengan ukuran 250 - 400 nm. Manusia merupakan satusatunya inang alami virus ini, meskipun sanggup pula menyerang simpanse Infeksi awal virus variola pada insan terjadi pada membran mukosa jalan masuk pernafasan potongan atas. Virus ini memperbanyak diri dalam mukosa dan jaringan limfa sehingga terjadi verimia pertama. Veremia sekunder terjadi setelah perkembangbiakan virus dalam organ-organ yang menimbulkan erupsi pada kulit dan membran mukosa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Virus yakni benalu berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis yang mempunyai ciri-ciri antara lain : hanya sanggup dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan kuman (bakteri filter); virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ-300mµ (1 mikron = 1000 milimikron); aktivitasnya harus di sel makhluk hidup; virus hanya tersusun oleh satu asam nuklead RNA atau DNA dan selubung protein; virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi; virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel); nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA. Struktur anatomi virus terdiri dari kepala, kapsid, tubuh, dan ekor. Reproduksi sel terjadi melalui dua siklus yaitu siklus lisis (siklus dengan menghancurkan sel inang) dan siklus lisogenik (siklus tanpa menghancurkan sel inang). Klasifikasi virus sanggup dibagi dua yaitu menurut jenis sel inang, kandungan materi genetic, bentuk dasar, ada tidaknya selubung yang melapisi nukleokapsid, jumlah kapsomer. Virus sanggup memperlihatkan laba bagi kehidupan manusia, diantaranya : anti bacterial, pembuatan insulin, pembuatan vaksin. Selain mempunyai keuntungan, virus juga mempunyai kerugian, yaitu mengakibatkan penyakit pada manusia, hewan, dan tanaman.
