Konsep Virus
Friday, 13 December 2013
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup lantaran ia tidak sanggup menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada insan (misalnya virus influenza dan HIV), binatang (misalnya virus flu burung), atau tumbuhan (misalnya virus mozaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mozaik yang menghambat pertumbuhan tumbuhan tembakau dan menciptakan daun tumbuhan tersebut mempunyai bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut sanggup menular saat tumbuhan yang ia teliti menjadi sakit sesudah disemprot dengan getah tumbuhan yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tumbuhan tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh basil yang lebih kecil dari biasanya dan tidak sanggup dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring basil masih sanggup menimbulkan penyakit mozaik. Ivanowsky kemudian menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa basil penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih sanggup melewati saringan, atau basil tersebut mengeluarkan toksin yang sanggup menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 sesudah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa biro nanah di dalam getah yang sudah disaring tersebut sanggup bereproduksi lantaran kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang sesudah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mozaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu homogen cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit ekspresi dan kaki sapi sanggup melewati filter yang tidak sanggup dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya yaitu basil yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck gres terbukti pada tahun 1935, sesudah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mozaik yang sekarang dikenal sebagai virus mozaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan virus?
2. Apa saja ciri – ciri dari virus?
3. Bagaimanakah struktur anatomi virus?
4. Bagaimanakah cara virus bereproduksi?
5. Apa saja penjabaran dari virus?
6. Bagaimanakah peranan virus dalam kehidupan sehari – hari?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari virus
2. Mengetahui ciri – ciri virus
3. Mengetahui struktur anatomi virus
4. Mengetahui cara virus bereproduksi
5. Mengetahui penjabaran dari virus
6. Mengetahui peranan virus dalam kehidupan sehari – hari
BAB II
ISI
2.1 Definisi Virus
Kata virus berasal dari bahasa latin “Venom” yang berarti racun. Ilmu yang mempelajari perihal virus disebut virology. Menurut para andal biologi, virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Virus ini sanggup digolongkan sebagai benda mati, lantaran tidak mempunyai protoplasma dan sanggup dikristalkan sedangkan sanggup digolongkan sebagai benda hidup, lantaran mempunyai kemampuan untuk reproduksi (berkembang biak) walaupun hanya pada sel hidup, dan mempunyai asam nukleat yaitu DNA atau RNA.
Virus adalah benalu berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat benalu obligat, Hal tersebut disebabkan lantaran virus hanya sanggup bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup lantaran virus tidak mempunyai perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam materi pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi protein baik protein yang dipakai untuk memuat materi genetik maupun protein yang diharapkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage dipakai untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). 2.2 Ciri – Ciri Virus
Virus mempunyai ukuran sebesar 2 – 20 mµ. tetapi ada juga beberapa virus yang berukuran hingga 300 mµ lantaran ukuran yang sangat kecil inilah maka virus hanya sanggup dilihat dengan mikroskop electron. Bentuk virus bervariasi yaitu ada yang oval, memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk menyerupai kecebong.
Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit (selubung atau kapsid), isi badan dan serabut ekor. Isi badan hanya satu macam asam nukleat yaitu DNA atau RNA. Ciri lainnya yaitu virus tidak sanggup bergerak maupun melaksanakan metabolisme.
2.3 Struktur Anatomi Virus
Untuk mengetahui struktur virus secara umum kita gunakan bakteriofage (virus T), strukturnya terdiri dari:
a. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan potongan luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
Kepala virus berisi DNA dan potongan luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
b. Kapsid
Kapsid yaitu selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga sanggup terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
Kapsid yaitu selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga sanggup terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
c. Isi Tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus sanggup dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.
Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus sanggup berupa DNA ataupun RNA. Genom virus sanggup terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus sanggup berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil hingga dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus binatang dan insan berupa DNA, dan pada virus flora kebanyakan yaitu RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk lingkaran (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
2.4 Reproduksi Virus
Cara reproduksi virus dikenal sebagai proliferasi yang terdiri dari:
a. Daur litik (litic cycle)
1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding basil untuk memasukkan asam inti virus.
2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)
Setelah terbentuk lubang pada sel basil maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam badan sel bakteri. Kaprikornus kapsid virus tetap berada di luar sel basil dan berfungsi lagi.
3. Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA basil untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel basil yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
4. Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh basil akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5. Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel basil dengan enzim lisoenzim, risikonya virus akan mencari inang baru.
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh basil akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5. Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel basil dengan enzim lisoenzim, risikonya virus akan mencari inang baru.
b. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
1. Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA basil DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA basil yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA basil terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA basil mereplikasi untuk melaksanakan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melaksanakan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus.
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru.
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru.
2.5 Klasifikasi Virus
ordo – famili – subfamili – genus – species – strain/tipe
Menurut penjabaran Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuh, yakni menurut kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA.
a) Virus DNA mempunyai beberapa famili:
1. Famili Parvoviridae menyerupai genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae menyerupai genus Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae menyerupai genus Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae menyerupai genus Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae menyerupai genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae menyerupai genus Orthopoxvirus
b) Virus RNA mempunyai beberapa famili:
1. Famili Picornaviridae menyerupai genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae menyerupai genus Reovirus
3. Famili Togaviridae menyerupai genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae menyerupai genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae menyerupai genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae menyerupai genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae menyerupai genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae menyerupai genus Arenavirus
1. Famili Picornaviridae menyerupai genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae menyerupai genus Reovirus
3. Famili Togaviridae menyerupai genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae menyerupai genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae menyerupai genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae menyerupai genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae menyerupai genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae menyerupai genus Arenavirus
2.6 Peranan Virus
a) Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang pathogen
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang pathogen
b) Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain:
1. Pada Tumbuh-tumbuhan
· Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
· Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus
2. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
· Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration
3. Pada Hewan
· Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus
· Cacar pada sapi Vicinia Virus
· Lidah biru pada biri-biri Orbivirus
· Tumor kelenjar susu kera Monkey Mammary Tumor Virus
4. Pada Manusia
· Influensa Influenzavirus
· AIDS Retrovirus
· SARS Coronavirus
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian diatas sanggup disimpulkan sebagai berikut :
1. Virus yaitu organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati.
2. Virus terdiri atas kepala, kulit (selubung atau kapsid), isi badan dan serabut ekor.
3. Virus bereproduksi dengan 2 cara yaitu : Daur litik (litic cycle) terdiri dari Fase Adsorbsi (fase penempelan), Fase Injeksi (memasukkan asam inti), Fase Sintesis (pembentukan), Fase Asemblin (perakitan). Daur lisogenik (lisogenic cycle) terdiri : Fase Penggabungan, Fase Pembelahan, Fase Sintesis, Fase Perakitan, Fase Litik
4. Virus mempunyai aneka macam peranan dalam kehidupan sehari – hari baik itu menguntungkan maupun merugikan.
