Mikrobiologi Dan Parasitologi - Konsep Mikrobiologi
Friday, 13 December 2013
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya yaitu semua makhluk hidup yang berukuran mikro yang tidak bisa terlihat dengan kasat mata mirip bakteri, virus, protozoa, dll. Virus juga dimasukkan walau sesungguhnya tidak sepenuhnya sanggup dianggap sebagai makhluk hidup. Seiring dengan berkembangnya zaman, makin banyak inovasi spesies – spesies gres anggota mikrobiologi ini. Penelitian yang lebih mendalam lagi ternyata beberapa objek dari ilmu mikrobiologi ini sanggup dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan manusia. Walaupun sesungguhnya nenek moyang telah lebih dulu memanfaatkannya. Seperti teladan pemanfaatan jamur aspergillus wentii dalam proses pembuatan kecap. Tetapi di abad kini ini mengacu pada pemanfaatannya yang lebih bersifat modern. Seperti teladan pemanfaatan salah satu anggota jamur penicillium notatum dan penicillin chrysogeuum sebagai penghasil antibiotic penisilin.
Begitu banyak manfaat yang bisa dikembangkan dari ilmu mikrobiologi ini sehingga menggugah rasa ingin tahu penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai cabang ilmu ini. Maka dari itu penulis menulis paper ini untuk memdalam pemahaman pembaca mengenai mikrobiologi mulai dari sejarah hingga tokoh – tokoh yang berperan dalam perkembangan ilmu ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mikrobiologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi?
3. Tokoh – tokoh siapa saja yang kuat terhadap perkembangan mikrobiologi?
4. Bagaimana sususan suatu sel?
5. Apa bentuk pemanfaatan mikrobiologi (imunisasi)?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mikrobiologi
2. Mengetahui perkembangan mikrobiologi
3. Mengetahui tokoh – tokoh dalam perkembangan mikrobiologi
4. Mengetahui susunan dari sel
5. Mengatahui pemanfaat dari mikrobilogi (imunisasi)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Mikrobiologi yaitu ilmu pengetahuan mengenai jasad hidup yang berukuran mikroskopis. Dalam bahasa Yunani mikrobiologi dibagi menjadi tiga kata yaitu micros artinya kecil, bios artinya hidup, logos artinya ilmu. Jasad hidup yang berukuran mikroskopis itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista, atau jasad renik.
B. Sejarah Mikrobiologi
Jasad hidup yang termasuk dalam mikroba sangat beranekaragam antara lain bakteri, protozoa, microalgae, jamur lender, fungi, bahkan virus. Mikroba merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling luas dan terdapat paling banyak di bumi. Nikroba terdapat pada permukaan tubuh manusia, dalam mulut, hidung, organ tubuh makluk hidup, hingga dilingkungan sekitar. Mikroba terdapat paling banyak dan berkembang sangat baik pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi, kelembaban, dansuhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Mikroba sanggup mengakibatkan banyak sekali macam penyakit yang telah melanda peradaban manusia. Namun mikroba juga mempunyai peranan penting pada lingkungan kehidupan manusia. Perkembangan perihal mikroba tidak lepas dari kemajuan IPTEK manusia.
Mikrobiologi sanggup dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu. Pengelompokan ini sanggup menurut tipe mikroba (pendekatan taksonomi) dan menurut acara mikroba (pendekatan fungsional). Pendekatan Taksonomi antara lain: bakteriologi yang mempelajari perihal bakteri, mikologi yang mempelajari perihal jamur, fikologi yang mempelajari ganggang, protozoogi yang mempelajari protozoa dan virology yang mempelajari perihal virus. Pendekatan Fungsional antara lain : mikrobiologi industry mempelajari perihal acara mikroba yang bermanfaat bagi manusia, mikrobiologi kedokteran mempelajari perihal kesehatan dan penyakit, mikrobiologi pertanian mempelajari peranan mikroba pada tanah, tumbuhan dan hewan. Mikrobiologi pangan mempelajari peranan mikroba dalam produksi, pengawetan, dan perusakan materi pangan. Terakhir Ekologi Mikroba mempelajari perihal mikroba di lingkungan alamiahnya.
C. Orang-orang yang Berjasa dalam Mikrobiologi
Tabel 1: Daftar ilmuan yang berjasa di bidang mikrobiologi
No | Nama | Tahun | Sumbangan |
1 | Antonie Van Leeuwenhook | 1677 | Penemuan mikroba dan mikroskop sederhana |
2 | Lazzarro Spallanzani | 1767 | Eksperimen pertama menentang generatio Spontanea |
3 | Theodor Schwann | 1837 | Ragi berperan dalam permentasi alcohol |
4 | Anton de Bary | 1853 | Fungsi penyebab karat pada tanaman |
5 | Louis Pasteur | 1857 | Tiap jenis permentasi mempunyai organisme yang spesifik |
1861 | Teori Generatio Spontanea tumbang | ||
1864 | Teknik Pasteurisasi | ||
1880 | Vaksin untu kolera ayam, anthrax dan rabies | ||
6 | Joseph Lister | 1867 | Antiseptik untuk pembedahan |
7 | Robert Koch | 1876 | Bacillus antracis penyebab anthrax dan membentuk spora. |
1881 | Biakan murni, teknik pewarnaan mikroba serta postulat Kock | ||
8 | Ferdinand Cohn | 1877 | Endospora pada kuman yang tahan panas |
9 | Elie metchnikoff | 1884 | Imunnitas seluler |
10 | Hans Christian Gram | 1884 | Pewarnaan Gram untuk bakteri. |
11 | Richard J. Petri | 1887 | Cawan petri untuk menumbuhkan bakteri |
12 | Dmitri Iwanosky | 1892 | Tobacco Mozaic Virus |
13 | Martinus Beijerinck | 1898 | Tobacco Mozaic Virus |
14 | Erwin F. Smith | 1890-an | Bakteri penyebab penyakit pada tanaman |
15 | Emil von Behring | 1890-an | Antitoksin dipteri |
16 | Paul Ehrlick | 1890-an | Imunitas humoral |
D. Struktur sel
1. Sel Eukariota
Secara umum setiap sel memiliki:
Sitoplasma dan inti sel bahu-membahu disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang mempunyai fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel mempunyai struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang mustahil berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak gampang berubah bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
2. Sel Prokariota
Sel flora dan sel kuman mempunyai lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak lentur dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga mengakibatkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada flora menjadi potongan penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
3. Sel-sel Khusus
Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
· Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
· Sel binatang berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp yaitu binatang uniseluler berklorofil.
· Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan jalan masuk air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.

1. Membran Sel
Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema. Tebal membran antara 5-10 nm. Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi keberadaannya sanggup dibuktikan pada waktu sel mengalami plasmolisis S. Singer dan E.Nicolson (1972) memberikan teori perihal membran sel. Teori ini disebut teori membran mozaik cair, yang menjelaskan bahwa membran sel terdiri atas protein yang tersusun mirip mozaik (tersebar) dan masing-masing tersisip di antara dua lapis fosfolipid. Membran sel merupakan potongan terluar sel dan tersusun secara berlapislapis. Bahan penyusun membran sel yaitu lipoprotein yang merupakan adonan antara lemak dan protein. Membran sel mengandung kira-kira 50% lipid dan 50% protein. Lipid yang menyusun membran sel terdiri atas fosfolipid dan sterol. Fosfolipid mempunyai bentuk tidak simetris dan berukuran panjang. Salah satu ujung fosfolipid bersifat gampang larut dalam air (hidrofilik), yang disebut dengan ujung polar. Bagian sterol bersifat tidak larut dalam air (hidrofobik) yang disebut dengan ujung nonpolar. Fosfolipid tersusun atas dua lapis.
Dalam hal ini protein dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
a. Protein Ekstrinsik (Perifer)
Protein ini letaknya tersembul di antara dua lapis fosfolipid. Protein ekstrinsik bergabung dengan permukaan luar membran dan bersifat hidrofilik yaitu gampang larut dalam air.
b. Protein Intrinsik (Integral)
Protein ini letaknya karam di antara dua lapis fosfolipid. Protein intrinsik bergabung dengan membran dalam dan bersifat hidrofobik yaitu tidak gampang larut dalam air. Penyusun membran sel yang berupa karbohidrat berikatan dengan molekul protein yang bersifat hidrofilik sehingga disebut dengan glikoprotein. Adapun karbohidrat yang berikatan dengan lipid yang bersifat hirofilik disebut dengan glikopolid. Sifat dari membran sel ini yaitu selektif permiabel artinya yaitu sanggup dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel mempunyai fungsi antara lain:
a. sebagai pelindung sel,
b. mengendalikan pertukaran zat, dan
c. tempat terjadinya reaksi kimia.
Untuk menunjang fungsinya ini, membran sel mempunyai kemampuan untuk mengenali zat. Zat yang dibutuhkan akan diizinkan masuk, sedangkan zat yang sudah tidak dipakai berupa sampah akan dibuang. Ada juga zat tertentu yang dikeluarkan untuk diekspor ke sel lain. Masuknya zat dari luar melalui membran sel yaitu melalui insiden transpor pasif dan transpor aktif.
2. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus mempunyai bentuk bundar atau lonjong. Hampir semua sel mempunyai nukleus, lantaran nukleus ini berperan penting dalam acara sel, terutama dalam melaksanakan sintesis protein. Namun ada beberapa sel yang tidak mempunyai nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Pada kedua sel ini acara metabolisme terbatas dan tidak sanggup melaksanakan pembelahan. Biasanya sebuah sel hanya mempunyai satu nukleus saja, yang terletak di tengah. Namun ada sel-sel yang mempunyai inti lebih dari satu yaitu pada sel parenkim hati dan sel otot jantung, yang mempunyai dua buah nukleus. Adapun pada sel otot rangka terdapat banyak nukleus. Komposisi nukleus terdiri atas membran nukleus, matriks, dan anak inti.
a. Membran Nukleus (Karioteka)
Susunan molekul membran ini sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu berupa lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang sanggup memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini berperan dalam memindahkan materi antara inti sel dan sitoplasmanya. Membran inti hanya bisa dilihat dengan terang dengan memakai mikroskop elektron. Membran inti terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam. Selaput luar mengandung ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan sering kali berafiliasi dengan membran retikulum endoplasma.
b. Matriks (Nukleoplasma)
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut dengan nukleoprotein.
c. Anak Inti (Nukleolus)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA. Kromosom tersebut berfungsi untuk:
1) Menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel
2) Mengatur bentuk sel;
3) Menentukan generasi selanjutnya.
DNA tersusun dalam kromosom yang terdapat pada nukleoplasma, sedangkan kawasan sintesis RNA terjadi pada nukleolus.
3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini sanggup berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi maka koloid akan bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan kalau konsentrasi air rendah maka koloid bersifat padat lembek yang disebut dengan gel. Sitoplasma tersusun atas air yang di dalamnya terlarut molekul-molekul kecil (mikromolekul) dan molekul-molekul besar (makromolekul), ion-ion dan materi hidup (organela) ukuran partikel terlarut yaitu 0,001 – 1 mikron, dan bersifat transparan. Bagian yang merupakan lingkungan dalam sel yaitu matrik sitoplasma. Tiap-tiap organela mempunyai struktur dan fungsi khusus. Organela yang menyusun sitoplasma yaitu sebagai berikut.
a. Mitokondria
Mitokondria merupakan organela penghasil energi dalam suatu sel. Mitokondria mempunyai bentuk bundar tongkat dan berukuran panjang antara 0,2-5 mikrometer dengan diameter 0,5 mikrometer. Dengan pinjaman mikroskop cahaya, keberadaan mitokondria dapat terlihat, tetapi untuk sanggup melihat struktur dasarnya harus memakai mikroskop elektron. Mitokondria disusun oleh bahan-bahan antara lain fosfolipid dan protein. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Permukaan pada membran luar halus, sedangkan pada membran dalam banyak terdapat lekukan-lekukan ke dalam yang disebut krista. Adanya lekukan-lekukan ini akan sanggup memperluas bidang permukaannya. Krista berperan dalam perembesan oksigen untuk respirasi.
Dari proses respirasi inilah sanggup dihasilkan energi. Jadi, mitokondria berfungsi untuk kawasan respirasi sel atau sebagai pembangkit energi. Mitokondria mempunyai enzim yang sanggup mengubah energi potensial dari masakan kemudian disimpan dalam bentuk ATP. ATP inilah yang merupakan sumber energi sebagai materi bakar untuk melaksanakan proses kegiatan untuk hidup. Sel-sel mana saja yang banyak terdapat mitokondria pada tubuh manusia? Tentu saja sel-sel yang banyak melaksanakan acara kerja. Pada potongan organ mana dalam tubuh Anda yang paling aktif dan ulet bekerja? Misalnya kalau seorang olahragawan melaksanakan acara berolahraga, maka potongan tubuh yang paling aktif bekerja yaitu otot. Otot akan selalu berkontraksi ketika seseorang bergerak. Bahkan, dikala Anda tidur pun sel selalu melaksanakan pemecahan ATP. Coba analisalah kegunaan ATP dikala kita dalam keadaan tidur. Kegunaan ATP yaitu sebagai energi yang dipakai untuk mengganti sel-sel yang rusak, untuk memompa jantung, dan lainlain. Mitokondria banyak terdapat pada potongan tubuh antara lain otot, hati, jantung, ginjal, lantaran potongan tubuh tersebut paling aktif melaksanakan kerja dan menghasilkan energi.
b. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan sistem yang sangat luas, membran di dalam sel berupa saluran-saluran dan tabung pipih. Membran ini lebih tipis dari membran plasma. Komposisi kimia tersusun atas lipoprotein. Retikulum endoplasma ada dua macam, yaitu retikulum endoplasma bergairah dan retikulum endoplasma halus.
1) Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum endoplasma bergairah ditempeli dengan ribosom yang tersebar merata pada permukaannya. Ribosom merupakan kawasan sintesis protein. Protein yang sudah terbentuk kemudian akan diangkut ke potongan dalam retikulum endoplasma, dan kemudian disimpan di dalam membran yang berkantong yang disebut vesikula.
2) Retikulum Endoplasma Halus (REH)
Retikulum endoplasma halus tidak ditempeli oleh ribosom. Permukaan REH ini menghasilkan enzim yang sanggup mensintesis fosfolipid, glikolipid, dan steroid. Jadi, secara umum fungsi retikulum endoplasma antara lain:
1) Penghubung selaput luar inti dengan sitoplasma, sehingga menjadi penghubung materi genetik antara inti sel dengan sitoplasma;
2) Transpor protein yang disintesis dalam ribosom; dan
3) Biosintesis fosfolipid, glikolipid, dan sterol
c. Ribosom
Ribosom merupakan struktur terkecil yang bergaris tengah 17-20 mikron, letaknya di dalam sitoplasma sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Semua sel hidup mempunyai ribosom. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein, yang selanjutnya dipakai untuk pertumbuhan, perkembangbiakan atau perbaikan sel yang rusak. Pada sel-sel yang aktif dalam sintesis protein, ribosom sanggup berjumlah 25% dari bobot kering sel. Coba sebutkan pada potongan organ mana saja pada tubuh insan yang paling banyak terdapat ribosom? Keberadaan ribosom secara acak tersebar di dalam sitoplasma, tetapi ada beberapa yang terikat pada membran retikulum endoplasma bergairah (REK). Sel hati merupakan sel yang banyak mengandung ribosom, lantaran sel hati terlibat aktif dalam melaksanakan sintesis protein.
d. Badan Golgi
Organela ini ditemukan pertama kali oleh Camilio Golgi, seorang ilmuwan dari Italia. Badan golgi biasa dijumpai pada sel flora maupun hewan. Pada sel binatang terdapat 10-20 tubuh golgi. Lain halnya dengan flora yang mempunyai ratusan tubuh golgi pada setiap sel. Badan golgi terdiri atas sekelompok kantong pipih yang dibatasi membran yang dinamakan saccula. Di bersahabat saccula terdapat vesikel sekretori yang berupa gelembung bulat. Badan golgi pada flora disebut dengan diktiosom. Pada diktiosom terjadi pembuatan polisakarida dalam bentuk selulosa yang digunakan sebagai materi penyusun dinding sel. Secara umum fungsi dari tubuh golgi antara lain:
1) secara aktif terlibat dalam proses sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar;
2) membentuk dinding sel pada tumbuhan;
3) menghasilkan lisosom;
4) membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur.
e. Lisosom
Lisosom hanya ditemukan pada sel binatang saja. Lisosom merupakan struktur agak bundar yang dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom berperan aktif melaksanakan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah polisakarida, lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel, contohnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-sel. Lisosom banyak terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit, dan monosit. Di dalam sel-sel tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim hidrolitik untuk mencernakan bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh. Agar dapat memahami struktur lisosom. Lisosom membantu menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang gres yang disebut dengan autofagus. Contohnya lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Ekor kecebong secara sedikit demi sedikit akan diserap dan mati. Hasil penghancurannya dipakai untuk pertumbuhan sel-sel gres bagi katak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Begitu pula selaput antara jari-jari tangan dan kaki insan dikala berujud embrio akan hilang sesudah embrio tersebut lahir.
f. Sentrosom
Sentrosom hanya dijumpai pada sel hewan. Bentuk sentrosom bundar kecil. Organela ini terdapat di bersahabat inti, berperan dalam proses pembelahan sel. Sentrosom mirip bola-bola duri lantaran adanya serat-serat radial.
g. Vakuola
Vakuola ialah organela sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi selaput tipis yang disebut tonoplas. Vakuola berbentuk cairan yang di dalamnya terlarut banyak sekali zat mirip enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Pada sel tumbuhan, vakuola selalu ada. Semakin bau tanah suatu tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk semakin besar. Vakuola berperan untuk menyimpan zat masakan berupa sukrosa dan garam mineral, selain juga berfungsi sebagai kawasan penimbunan sisa metabolisme, mirip getah pada batang flora karet.
Vakuola juga terdapat pada protozoa. Vakuola protozoa berupa vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
1) Vakuola kontraktil
Vakuola kontraktil disebut juga vakuola berdenyut. Vakuola kontraktil mempunyai fungsi sebagai osmoregulator yaitu mengatur nilai osmotik dalam sel.
2) Vakuola nonkontraktil
Vakuola nonkontraktil disebut juga vakuola makanan, yang berfungsi untuk mencerna masakan dan mengedarkan hasil pencernaan masakan ke seluruh tubuh.
h. Plastida
Plastida juga merupakan organela spesifik yang terdapat pada sel tumbuhan. Di dalam plastida terdapat zat pigmen. Mekanisme kerja plastida sangat dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Pada lingkungan yang banyak terdapat penyinaran matahari, maka plastida menghasilkan pigmen warna yang disebut kloroplas, antara lain pigmen hijau (klorofil), kuning (xantin), dan kuning kemerah-merahan (xantofil). Plastida yang tidak terkena cahaya matahari tidak akan menghasilkan pigmen warna yang disebut leukoplas atau amiloplas yaitu untuk kawasan amilum.
i. Kloroplas
Pada sel flora ada potongan paling spesifik yang tidak terdapat pada sel hewan, yaitu potongan yang berperan dalam proses fotosintesis. Bagian manakah itu? Tentu Anda sudah mengetahui bahwa potongan yang dimaksud yaitu klorofil. Klorofil dihasilkan oleh suatu struktur yang disebut kloroplas. Coba perhatikan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan Anda! Bagaimanakah warna daun-daun flora tersebut? Kloroplas hanya terdapat dalam sel flora dan ganggang tertentu. Pada sel-sel tumbuhan, kloroplas berbentuk cakram dengan diameter 5-8 um dengan tebal 2-4 um.
1) Membran Internal (Dalam)
Pada membran ini tidak terdapat lipatan (halus), dan terdapat banyak pigmen fotosintesis yang terletak pada thilakoid. Pigmen ini akan menangkap cahaya matahari dan mengubah energi cahaya ini menjadi energi kimia dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat), melalui proses fotosintesis. Tumpukan dari beberapa thilakoid akan membentuk granum. Thilakoid yang memanjang menghubungkan granum satu dengan lainnya disebut stroma. Pigmen fotosintesis tersebut antara lain klorofil dan karotenoid.
a. Klorofil
Klorofil meliputi klorofil a dan b. Klorofil merupakan pigmen hijau untuk menangkap energi cahaya matahari, contohnya sinar merah, biru, ungu, dan memantulkan sinar hijau.
b. Karotenoid
Karotenoid merupakan pigmen kuning hingga jingga. Karotenoid menyerap sinar gelombang antara hijau-biru.
2) Membran Eksternal (Luar)
Pada membran ekternal ini tidak mengandung klorofil maupun karotenoid, melainkan mengandung pigmen xanthofil yang disebut violaxanthin. Dari uraian di atas sanggup kita ketahui bahwa di dalam sel yang masih hidup selalu terdapat unsur-unsur pokok mirip disebutkan di atas. Sel hidup masih selalu melaksanakan acara tumbuh dan berkembang. Aktivitas ini dilakukan oleh bagian-bagian pokok sel tersebut.

E. Imunisasi
Imunisasi yaitu pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan suatu distributor pathogen yang telah dilemahkan ke dalam tubuh supaya tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memperlihatkan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain dibutuhkan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi yaitu untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa mengakibatkan ajal pada penderitanya. Beberapa penyakit yang sanggup dihindari dengan imunisasi yaitu mirip hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam/jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang gampang dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
Macam-macam Imunisasi Dasar
Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :
Ø Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin )
1. Diskripsi
BCG yaitu vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).
3. Cara Pemberian dan Dosis :
· Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan memakai alat suntik steril dengan jarum panjang.
· Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.
4. Kontra indikasi
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun mirip : eksim, furunkulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
5. Efek samping :
Imunisasi BCG tidak mengakibatkan reaksi yang bersifat umum mirip demam. 1-2 ahad kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di kawasan suntikkan yang menjelma pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara impulsif dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menjadikan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
Ø Pengertian Imunisasi DPT – Hepatitis B
1) Diskripsi
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
3) Cara pemberian dan takaran :
Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, takaran selanjutnya dengan interval minimal 4 ahad (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka sanggup dipergunakan paling usang 4 ahad dengan penyimpanan sesuai ketentuan :
Dosis pertama pada usia 2 bulan, takaran selanjutnya dengan interval minimal 4 ahad (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka sanggup dipergunakan paling usang 4 ahad dengan penyimpanan sesuai ketentuan :
· vaksin belum kadaluarsa
· vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius hingga dengan 8 derajat Celcius
· tidak pernah terendam air
· sterilitasnya terjaga
· VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
· Efek samping
Reaksi lokal mirip rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar kawasan penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang sesudah 2 hari.
1. Diskripsi
Vaksin Oral Polio hidup yaitu Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibentuk dalam biakan jaringan ginjal monyet dan distabilkan dengan sukrosa.
Vaksin Oral Polio hidup yaitu Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibentuk dalam biakan jaringan ginjal monyet dan distabilkan dengan sukrosa.
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.
3. Cara pemberian dan dosis
· Sebelum dipakai pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
· Diberilan secara oral, 1 takaran yaitu 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap takaran minimal 4 minggu.
· Setiap membuka vial gres harus memakai penetes (dropper) yang baru.
· Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh dipakai selama 2 ahad dengan ketentuan :
· vaksin belum kadaluarsa
· vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius hingga dengan 8 derajat Celcius
· tidak pernah terendam air
· sterilitasnya terjaga
· VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
4. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka dilarang dipakai lagi untuk hari berikutnya.
5. Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat imbas samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988).
6. Kontraindikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada imbas yang berbahaya yang timbul jawaban pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun kalau ada keraguan, contohnya sedang menderita diare, maka takaran ulangan dapat diberikan sesudah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa tanda-tanda maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus menurut standar jadwal tertentu.
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada imbas yang berbahaya yang timbul jawaban pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun kalau ada keraguan, contohnya sedang menderita diare, maka takaran ulangan dapat diberikan sesudah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa tanda-tanda maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus menurut standar jadwal tertentu.
Ø Pengertian Imunisasi Hepatitis B
1) Diskripsi
Hepatitis B rekombinan yaitu vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) memakai teknologi DNA rekombinan.
2) Indikasi
· Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
· Tidak sanggup mencegah infeksi virus lain mirip virus Hepatitis A atau C atau yang diketahui sanggup menginfeksi hati.
3) Cara pemberian dan dosis
· Sebelum dipakai vaksin harus dikocok terlebih dahulu supaya suspensi menjadi homogen.
· Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar.
· Vaksin disuntikkan dengan takaran 0,5 ml atau 1(buah) HB.
· Vaksin disuntikkan dengan takaran 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.
· Pemberian sebanyak 3 dosis.
· Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, takaran berikutnya dengan interval minimum 4 ahad (1 bulan).
· Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh dipakai selama 4 minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka dilarang dipakai lagi untuk hari berikutnya.
Ø Pengertian Imunisasi Campak
1. Diskripsi
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.
2. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.
3. Cara pemberian dan dosis
· Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
· Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah cath-up campaign Campak pada anak SD kelas 1-6.
· Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh dipakai maksimum 6 jam.
4. Efek samping
Hingga 15% pasien sanggup mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang sanggup terjadi 8-12 hari sesudah vaksinasi.
5. Kontraindikasi
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun lantaran leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun lantaran leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian diatas sanggup disimpulkan sebagai berikut :
1. Mikrobiologi adalahh ilmu pengetahuan mengenai jasad hidup yang berukuran mikroskopis.
2. Beberapa tokoh yang berperan dalam mikrobiologi mirip : Antonie Van leewenhook, Lazzarro spallanzani, Louis Pasteur, Dmitri Iwanosky, dll.
3. Sel terbagi menjadi 3 jenis yaitu Sel Eukariota, secara umum setiap sel memiliki: Membran sel, Sitoplasma dan inti sel atau nucleus. Sel Prokariota (tidak mempunyai membrane sel), dan Sel-sel Khusus mirip Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot, sel binatang berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp yaitu binatang uniseluler berklorofil dan seel pendukung, contohnya adalah sel xilem.
4. Imunisasi yaitu pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan suatu distributor pathogen yang telah dilemahkan ke dalam tubuh supaya tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
