Jerit Rintih (Puisi)


Hamparanembun berkilau redup
Cahya mentari merayap kaku di balik kaca
Kicau burung parau mencuri dengar
Tertegun,mengisah pada sang hari
Hujan malam kemudian terpatri dalam nurani
Derap rintik parau itu kembali mengiang
Keluh kesah,gundah gulana kemarin malam
Pada penantian tak berujung
Bagai dongeng rembulan pada sang malam
Tapi timbul hasrat saat sang pagi menyapa
Penantian ini kan bertasbih
Ataukah malah saya yang kan berakhir?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel