Farmakologi - Hormon Dan Antagonisme Oksitosin/Uterotonika
Friday, 13 December 2013
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam tubuh insan banyak terdapat hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.Hormon-hormon tersebut mempunyai fungi masing-masing yang tentunya bertujuan memperlancar berlangsungnya kehidupan manusia.Salah satu hormon yang dihasilkan oleh tubuh ialah hormon oksitosin.
Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti “yang menggerakkan”) ialah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Definisi dari hormon ialah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memperlihatkan sinyal ke sel sasaran yang selanjutnya akan melaksanakan suatu tindakan atau acara tertentu (Anonim, 2011).
Hormon dikeluarkan dan masuk ke anutan darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju ke organ atau sel target.Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa mirip protein semoga tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang disebut dengan reservoir hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia. Saat hormon hingga pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel yang disebut reseptor.Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua (second messenger) membawa informasi dari hormon ke dalam sel.
Tindakan yang dilakukan lantaran pesan hormon sangat bervariasi, termasuk diantaranya ialah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan acara gres (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).Pada banyak kasus, satu hormon sanggup mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Oksitosin ialah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary dalam otak insan ketika melahirkan, menyusui, melaksanakan kekerabatan seksual dan juga bekerja mirip ‘lem besi’. Telah usang diteliti dan diketahui bahwa oksitosin mengakibatkan ikatan emosional, mengurangi daya pikir insan dan penelitian baru-baru menyampaikan hormon ini meningkatkan rasa percaya kepada orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hormon?
1.2.2 Sebutkan ciri-ciri hormone?
1.2.3 Bagaimana penjabaran hormone?
1.2.4 Sebutkan penggolongan hormone?
1.2.5 Bagaimana imbas hormone terhadap tubuh manusia?
1.2.6 Apa pengertian Uerotonika/Oksitosin?
1.2.7 Sebutkan macam - macam obat Uterotonika?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami definisi dari hormon.
1.3.2 Untuk mengetahui ciri-ciri hormon.
1.3.3 Untuk mengetahui penjabaran hormon.
1.3.4 Untuk mengetahui penggolongan hormon.
1.3.5 Untuk memahami imbas hormon terhadap tubuh manusia.
1.3.6 Untuk memahami definisi dari oksitosin
1.3.7 Untuk mengetahui macam-macam oksitosin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon
Hormon ialah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon berfungsi untuk memperlihatkan sinyal ke sel sasaran yang selanjutnya akan melaksanakan suatu tindakan atau acara tertentu. Hormon ialah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju banyak sekali jaringan sel dan menjadikan imbas tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2.2 Ciri - Ciri Hormon
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil.
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
3. Memiliki imbas mengaktifkan enzim khusus.
4. Memiliki imbas tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi sanggup juga mempengaruhi beberapa sel sasaran berlainan.
2.3 Klasifikasi Hormon
Hormon sanggup diklasifikasikan melalui banyak sekali cara yaitu berdasarkan komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1. Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil →Thyroid,Katekolamin
4. Golongan Polipeptida/Protein →Insulin,Glukagon,GH,TSH
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone:
1. Lipofilik : kelompok hormon yang sanggup larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok hormon yang sanggup larut dalam air
Berdasarkan lokasi reseptor hormone:
1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
2.4 Penggolongan Hormon
Hormon terbagi atas 6 golongan yaitu :
· Hormon androgen dan sintetisnya /testoteron
· Hormon estrogen dan progesteron
· Hormon kortikosteroid
· Hormon tropik dan sintetiknya
· Obat anabolic
Tabel hormon dan fungsi hormon yang menghasilkan
Yang Dihasilkan | Fungsi | |
Aldosteron | Kelenjar Adrenal | Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium |
Hormon Antidiuretik (vasopressin) | Kelenjar Hipofisa | Menyebabkan ginjal menahan air bersama dengan Aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah |
Kortikosteroid | Kelenjar Adrenal | Memiliki imbas yg luas diseluruh tubuh, terutama sebagai anti peradang Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah dan kekuatan otot Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air |
Kortikotoprin | Kelenjar Hipofisa | Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteksadrenal |
Hormon | Yang menghasilkan | Fungsi |
Eritropoietin | Ginjal | Merangsang pembentukan sel darah merah |
Estrogen | Indung telur | Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita |
Glukagon | Pankreas | Meningkatkan kadar gula darah |
Hormon pertumbuhan | Kelenjar hipofisa | Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan |
Meningkatkan pembentukan protein | ||
Insulin | Pankreas | Menurunkan kadar gula darah |
Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh | ||
LH (luteinizing hormone) | Kelenjar hipofisa | Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi |
FSH (follicle-stimulating hormone) | Mengendalikan ciri seksual laki-laki & perempuan (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, bunyi dan bahkan mungkin sifat kepribadian) | |
Oksitosin | Kelenjar hipofisa | Menyebabkan kontraksi otot rahim & kanal susu di payudara |
Hormon paratiroid | Kelenjar paratiroid | Mengendalikan pembentukan tulang |
Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat | ||
Progesteron | Indung telur | Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi |
Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu | ||
Polaktin | Kelenjar hipofisa | Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu |
Renin & angiotensin | Ginjal | Mengendalikan tekanan darah |
Hormon tiroid | Kelenjar tiroid | Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme |
TSH (tyroid stimulating hormone) | Kelenjar hipofisa | Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid |
2.5 Contoh Efek Hormon Pada Tubuh Manusia:
1. Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di kawasan tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada laki-laki dan perempuan (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada perempuan dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
2. Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
3. Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi banyak sekali masalah.Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang tumbuh membabi buta di wajah.Hormon pula yang kadang menciptakan kita bahagia atau malah duka tanpa sebab.Yang pasti, setiap hormon mempunyai fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya.Tak heran, satu macam hormon sanggup mempunyai agresi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya dikala dialirkan oleh darah.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Hormon-hormon ini sanggup dibentuk secara sintetis.Di antaranya ialah hormon perempuan yaitu estrogen dan progesteron yang dibentuk dalam bentuk pil. Pil ini merupakan bentuk utama kontrasepsi yang dipakai perempuan seluruh dunia untuk memudahkan mereka memilih dikala yang tepat: kapan harus mempunyai anak dan jarak usia tiap anak.
Sumber hormon alami yang mudah biasanya dari binatang ternak contohnya sapi, babi dan biri-biri.Tetapi beberapa hormon lantaran khasnya sehingga yang berasal dari binatang tidak berfungsi untuk insan mirip hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing hormone).Hormon yg berasal dari binatang sanggup menjadikan reaksi imunologis.
2.6 Analog dan Antagonis Hormon
Analog hormon ialah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya alasannya ialah mempunyai beberapa sifat yang lebih menguntungkan.
Misalnya estradiol ialah hormon alami yang masa kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol ialah analog hormon yang masa kerjanya lebih panjang.Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi maupun kerja hormon pada reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi utama hormon ialah untuk terapi pengganti kekurangan hormon contohnya padahipotiroid..
Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh tubuh dalam keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari imbas toksis/racun.
Pemberian hormon eksogen/ dari luar yang tidak sempurna sanggup mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.Terapi dengan hormon yang sempurna hanya mungkin dilakukan bila dipahami segala kemungkinan kaitan agresi hormon dalam tubuh penderita.
Contoh antagonis hormon pada penggunaan terapi
1. Tiourasil dipakai pada hipertiroidisme
2. Metirapon dipakai untuk membedakan hipofungsi korteks adrenal primer atau sekunder
3. Dopamin : menekan sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan
4. Bromokriptin : menekan sekresi prolaktin yang berlebihan
5. Klomifen à meniadakan prosedur umpan balik oleh estrogen sehingga sekresi gonadotropin dari hipofisis tetap tinggi.
2.7 Pengertian Uterotonika/Oksitosin
Uterotonika ialah obat yang dipakai untuk merangsang kontraksi uterus.Uterotonika juga disebut dengan oksitosika.Uterotonik banyak dipakai untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan jawaban abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
2.8 Macam - Macam Obat Uterotonika
Uterotonik yang sanggup dipakai ada 3 macam, yaitu :
2.8.1 Metergin
Metergin merupakan alkaloid ergot. Mekanisme / cara kerja dari metergin ialah :
· Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
· Menstimulasi otot-otot polos terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim.
· Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi imbas oksitosuk pada kandungan mature.
Efek samping dari obat ini ialah sebagai berikut.
a) Kontraksi uterus
Kontraksi sanggup terjadi begitu berpengaruh sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga perlepasan plasenta terhalang.
b) Diare dan muntah
Kerja metergin ibarat kerja dopamin yang kerap kali menjadikan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.
c) Penglihatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, hipotermi, nadi lemah dan cepat, bingung, koma, meninggal.
Metergin mempunyai indikasi, yaitu : sebagai oksitosik dan stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus. Sedangkan kontra indikasinya yaitu : persalinan kala I dan II, hipersensitif, penyakit vascular, penyakit jantung parah, fungsi paru menurun, fungsi hati dan ginjal menurun, hipertensi yang parah. Cara pakai dan takaran :
a) Oral
Mulai kerja sesudah sepuluh menit.
Mulai kerja sesudah sepuluh menit.
b) Injeksi
Intravena mulai kerja 40 detik.
Intravena mulai kerja 40 detik.
c) IM
Mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan lantaran imbas samping lebih sedikit. Dosis :
Mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan lantaran imbas samping lebih sedikit. Dosis :
a. Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari.
b. IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 24 jam bila perdarahan hebat.
2.8.2 Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon peptide yang disekresi oleh pituitary posterior yang mengakibatkan ejeksi air susu pada perempuan dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran. Mekanisme / cara kerjanya, yaitu bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk mengakibatkan :
a. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja eksklusif pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin.
b. Konstriksi pembuluh darah umbilicus.
c. Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ).
d. Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik ( ADH ). Untuk menyebabkan:
e. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik lantaran terjadinya vasodilatasi.
f. Retensi air.
Catatan : Oksitosin dan hormon anti diuretic mempunyai rumus berdiri yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih.
g. Kerja oksitosin yang lain mencakup : kontraksi tuba fallopi untuk membantu pengangkutan sperma, luteolitis (involusi korpus luteum), peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu. Selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya, (Hirst etal,1993).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
· Persalinan.
· Stimulasi serviks vagina atau payudara.
· Estrogen yang beredar dalam darah.
· Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma.
· Volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah.
Stres dalam persalinan sanggup memacu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI. Pelepasan oksitosin disupresi oleh:
· Alcohol.
· Relaksin.
· Penurunan osmolalitas plasma.
· Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah (Graves, 1996).
Efek samping :
· Spasme uterus (pada takaran rendah).
· Hiper stimulasi uterus 9 membahaykan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture uterus.
· Keracunan cairan dan hiporatremia (pada takaran besar).
· Mula, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
· Kontraksi pembuluh darah tali pusat.
· Kerja antidiuretik.
· Reaksi hipersensitifitas.
Indikasinya, yaitu sebagai oksitosik dan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan kontra indikasinya, yaitu : kontraksi uterus hipertonik, distres janin, prematurisasi, letak hati tidak normal, disporposi sepalo pelvis, predisposisi lain untuk pecahnya rahim, obstruksi mekanik pada jalan lahir, preeklamasi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun, resistensi dan mersia uterus, uterus yang starvasi, gawat janin.
Cara pakai dan takaran :
v Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U/menit dinaikkan menjadi 5-20 m U /menit hingga terjadi tumpuan kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
v Kemungkinan lain adalah, 10 unit sanggup diberikan secara intramuskuler sesudah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
2.8.3 Misoprostol
Misoprostol ialah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan menaikkan perlindungan mukosa lambung. Mekanisme / cara kerjanya, yaitu :
1. Setelah penggunaan oral misoprostol doabsorbsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.
2. Kadar puncak serum asam misoprostol diareduksi kalau misoprostol diminum bersama makanan.
Efek samping
a) Dapat mengakibatkan kontraksi uterin.
b) Diare dilaporkan terjadi dalam 2 ahad pada terapi inisiasi dalam 14-40% pasien dengan AINS yang mendapatkan 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu ahad terapi. Wanita-wanita yang memakai misoprostol adakala mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
Indikasi dari obat ini yaitu, oksitosik dan menstimulus kontraksi uterus.Sedangkan kontra indikasinya, yaitu untuk perlindungan GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan lantaran resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberitahu untuk tidak memperlihatkan misoprostol kepada orang lain. Pasien-pasien yang mendapatkan terapi jangka usang AINS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak yummy yang dihubungkan dengan penggunaan AINS.
Cara pakai dan dosis
· Peroral untuk perlindungan GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberikan bersama makanan, kalau takaran ini tidak ditilerir : 100µg qid sanggup digunakan.
· Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas sanggup disimpulkan bahwa Hormon ialah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Ciri – ciri hormon salah satunya ialah Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil. Hormon sanggup diklasifikasikan melalui banyak sekali cara yaitu berdasarkan komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel. Hormon terbagi atas 6 golongan yaitu : Hormon androgen dan sintetisnya /testoteron, Hormon estrogen dan progesterone, Hormon kortikosteroid, Hormon tropik dan sintetiknya, Obat anabolic. Analog hormon ialah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Contoh antagonis hormone pada penggunaan terapi salah satunya yaitu Dopamin : menekan sekresi hormon pertumbuhan yang berlebihan.Uterotonika ialah obat yang dipakai untuk merangsang kontraksi uterus.Uterotonika juga disebut dengan oksitosika.Uterotonik yang sanggup dipakai ada 3 macam, yaitu :metergin, oksitosin, misoprostol.Metergin merupakan alkaloid ergot.Oksitosin merupakan hormon peptide yang disekresi oleh pituitary posterior yang mengakibatkan ejeksi air susu pada perempuan dalam masa laktasi.Misoprostol ialah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan menaikkan perlindungan mukosa lambung.