Farmakologi - Obat Pencernaan
Friday, 13 December 2013
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari lisan hingga anus) ialah sistem organ dalam insan yang berfungsi untuk mendapatkan makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam pemikiran darah serta membuang cuilan masakan yang tidak sanggup dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga mencakup organ-organ yang terletak diluar kanal pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Adapun gangguan pada sistem pencernaan menyerupai gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan maag.Masalah pencernaan dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi bila tidak akan sanggup memperburuk keadaan.Salah satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan ialah dengan mengkonsumsi obat , yang termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting lantaran dibutuhkan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga sanggup mencegah penyakit bahkan obat juga sanggup menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat sanggup menimbulkan imbas yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh lantaran itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam tunjangan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga sanggup meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
2. Apa sajakah pembagian terstruktur mengenai dari obat pencernaan ?
3. Apa saja imbas yang sanggup ditimbulkan dari obat pencernaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui pembagian terstruktur mengenai dari obat sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui imbas yang sanggup ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa sanggup mendefinisikan obat sistem pencernaan dengan tepat.
2. Mahasiswa sanggup mengetahui pembagian terstruktur mengenai obat sistem pencernaan.
3. Mahasiswa sanggup memahami imbas yang sanggup ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan
Obat Sistem Pencernaan ialah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
· menerima makanan
· memecah masakan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
· menyerap zat-zat gizi ke dalam pemikiran darah
· membuang cuilan masakan yang tidak sanggup dicerna dari tubuh
2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan
Terdapat beberapa pembagian terstruktur mengenai dari obat sistem pencernaan diantaranya : Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif.
2.2.1 ANTITUKAK
Tukak lambung ialah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus cuilan bawah, dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak lambung ialah meringankan atau menghilangkan tanda-tanda mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan mencegah kambuh. Adapun pembagian dari antitukak contohnya antasida.Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar di hulu hati lantaran hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.Antasida yang diberikan peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna mempercepat distribusi dan mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+), Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal dari bahasa lemah, yang bila bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam. Karena ION H+ membentuk air (H2O) menimbulkan jumlahnya berkurang sehingga keasaman lambung menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam mengurangi iritasi mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, imbas samping atau lantaran adanya penambahan zat-zat tertentu. Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, imbas samping atau lantaran adanya penambahan zat-zat contohnya penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan dalam kesediaannya berfungsi mendorong flatus (dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi terjadinya forasi pada tukak.Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal lantaran hanya sebagian kecil dari zat aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka bila berikatan dengan asam yang ada dilambung menimbulkan keasaman berkurang. Disamping itu, antasida juga sanggup mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan bersamaan sehingga sanggup kuat pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya bila ada obat yang harus diminunm bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1 jam.Sodium Bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida sistemik yang kini sudah sangat jarang digunakan. Obat ini sanggup menimbulkan alkalisis lantaran Na+ dan Ca++ sanggup absorbsi.Kelebihan Ca (O2)2 menyebabkan urine bersifat basa, kelebihan Na+ menimbulkan retensi cairan yang berakibat udem dan tekanan darah naik.Selain itu, penggunaan NaHCO3 sanggup meningkatkan CO2 disaluran pencernaan yang berakibat distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi (memperparah epilog tukak yang ada.
Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,
Konstipasi merupakan imbas samping dari antasida yang mengandung almunium (Al) dan kalsium (Ca) lantaran sanggup menghambat penyerapan air dan fosfat. Sedangkan diare merupankan imbas samping antasida yang mengandung magnesium (Mg). oleh lantaran itu, kebanyakan antasida mengandung kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan imbas samping utamanya. Antasida bila digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi sekitar 30 menit tetapi bila di gunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya sanggup berlangsung sekitar 2-3 jam. Hal ini di sebabkan lantaran masakan berfungsi sebagai baffer dan menghambat kekosongan lambung. Golongan Obat Antitukak :
· TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki imbas yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi ansiolitik klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), digunakan dalam mengobati tukak. Adapun Golongan Obat Penenang :
1. Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan ialah golongan benzodiazepin.Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi acara saraf di dalam otak.Tetapi benzodiazepin bisa menimbulkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.Obat cemas dari golongan benzodiazepin ialah alprazolam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam, oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion ialah buspiron (buspirone). Obat cemas ini nerupakan antiansietas yang imbas sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan alkohol. Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.Efeknya gres timbul setelah 10-15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine ialah hydroxyzine.Hydroxyzine diindikasikan untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang bekerjasama dengan psikoneurosis atau terapi perhiasan untuk penyakit lainnya yang menimbulkan kecemasan.Hydroxyzine sanggup menimbulkan kantuk dan menghilangkan kesadaran, sehingga dianjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.Hydroxyzine sanggup menimbulkan kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua ahad anda harus periksakan ke dokter anda atau dokter gigi lantaran kekeringan yang usang sanggup menimbulkan penyakit gigi.
2.2.2 ANTISPASMODIK
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang mempunyai sifat sebagai relaksan otot polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang mempunyai imbas anti kolinelgik (lebih tepatnya anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik sanggup mengurangi spasme usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom usus irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan tambahan. Manfaat klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif kecil, lantaran dosisnya dibatasi oleh imbas samping senyawa miip antropin.Selain itu, keberadaannya telah digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni antagonis reseptor-H2 histamin dan anti muskarinik selektif piren zevin.Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada kanal cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.Beberapa teladan :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
GASTRITIS/MAAG
1. Gastritis bakterialis tanggapan infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung bismuth atau antibiotik contohnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
2. Gastritis lantaran stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam lambung) dan anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan jago : menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan tanggapan dari: materi iritan menyerupai obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn , alkoholik, dll diobati dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin, Ranitidian
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai tanggapan dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung
2.2.3 ANTIDIARE
Diare ialah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya., sanggup dijelaskan sebagai berikut
· untuk membantu meringankan diare, diberikan obat menyerupai difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
· untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
· diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menimbulkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai imbas jelek terhadap sistem saraf pusat, tidak menimbulkan ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem badan dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas kanal cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada kanal pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
2.2.4 OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)
Sembelit (konstipasi) ialah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi ialah gabungan dari olah raga, masakan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik.Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan ialah :
1. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
2. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang sanggup diserap oleh tinja.
3. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
4. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan gampang dilepaskan.Cairan yang hiperbola juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
5. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Mengandung substansi yang sanggup mengiritasi menyerupai senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor.
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menimbulkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang menimbulkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan lantaran obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).Adapun salah satu teladan dari obat laksatif yang biasa digunakan oleh masyarakat luas ialah DULCOLAX.
· DULCOLAX
ü Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan mekanisme diagnostik, terapi sebelum dan setelah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.
ü Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang gres mengalami pembedahan dibagian perut menyerupai usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk
ü Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac..
ü Cara Kerja Obat:
Bisacodyl ialah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
ü Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter takaran yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
Dewasa dan belum dewasa di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan menggunakan supositoria anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil penyelamatan pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh lantaran itu dihentikan diminum bahu-membahu dengan susu atau antasida.
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.
2. Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi
Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan investigasi radiografik abdomen atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi dengan supositoria, semoga didapat penyelamatan yang tepat dari usus.
Dosis yang dianjurkan untuk orang cukup umur ialah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria pada esok paginya.
ü Peringatan dan Perhatian:
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX dihentikan diberikan setiap hari dalam waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab terjadinya konstipasi. Penggunaan hiperbola dalam waktu usang sanggup menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan sanggup mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada memperlihatkan bahwa insiden tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang sanggup bekerjasama dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan supositoria sanggup menimbulkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
Anak-anak dihentikan menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
ü Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman memperlihatkan tidak ada bukti imbas samping yang berbahaya selama kehamilan. Namun demikian, menyerupai halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak. Oleh lantaran itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
ü Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, sanggup terjadi rasa tidak yummy pada perut termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan tunjangan DULCOLAX.
ü Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid sanggup meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit bila DULCOLAX diberikan dalam takaran berlebihan. Ketidaseimbangan elektrolit sanggup menjadikan peningkatan sensitivitas glikosida jantung.
ü Overdosis:
Gejala
Bila takaran DULCOLAX terlalu tinggi, maka sanggup terjadi diare, kram perut dan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX sanggup menimbulkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia, hiperaldosteronisme dan kerikil ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot tanggapan hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
ü Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX sanggup dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini mungkin dibutuhkan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat dibutuhkan pada pasien usia lanjut dan muda.
Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya.
2.2.5KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR
Pada obat pencernaan golongan ini tidak pribadi berkaitan dengan kanal cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang menstimulasi pemikiran empedu ke duodenum disebut Kolagogum.Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan untuk penyakit hepatitis yang kronis lantaran virus.Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk duduk masalah ini , menyerupai di bawah ini :
· Ursodeoksikolat, memberi imbas cytoprotektif langsung, dan imbas pada siklus enterohepatik pada imbas korelatif potensial asam empedu dan imbas imunomodulate.
· AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau sirosis hati kadar AARC ini akan menurun.
· Chenodeoxycholic ialah asam empedu, satu dari empat asam organik utama yang diproduksi oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : kerikil empedu kolesterol, khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak sanggup ditolong dengan pembedahan sama sekali atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi kerikil dengan pembedahan).
· Zat aktif lainny, berasal dari alam menyerupai silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun tumbuhan lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati.
2.2.6 OBAT HEMOROID
Hemoroid (Wasir) ialah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi lantaran mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Darahnya bisa menciptakan air di kakus menjadi merah. Lama kelamaan wasir sanggup menimbulkan penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat atau anemia sehingga memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir sanggup membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena ukiran atau bila di dalamnya terbentuknya pembekuan darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya lendir dan menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol lantaran banyak tinja yang tertahan tanggapan takut mengalamai rasa sakit ketika buang air besar. Gatal pada tempat anus (pruritus ani) bisa menjadi tanda-tanda dari wasir. Rasa gatal ini terjadi lantaran keadaan wasir yang terkeluar itu menghambat pencucian anus secara efisien, sanggup menimbulkan partikel-partikel kecil dari feses menumpuk pada kulit perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan ini sanggup berpotensi menjadi kanker bila tidak segera ditangani. Ada juga yang mengalami rasa sakit di cuilan tulang belakang cuilan bawah. Biasanya, tanda-tanda itu di alami oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium 2.Penyakit hati menimbulkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang kala menimbulkan terbentuknya wasir. Pengobatan Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menimbulkan gejala.
1. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya.
2. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan. Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
3. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
4. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 ahad atau lebih. Mungkin 3-6 kali pengobatan.
5. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
6. Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal.
Kandungan obat hemoroid / wasir
Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).Senyawa bismuth dan kombinasinya, Kombinasi Hydrokortison, suppositoria.Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum pictum, Sophora japonica , dllSenyawa flucortolone dan kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim.
2.2.7 OBAT DIGESTAN
Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berkhasiat memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan.
Sediaan digestan :
· Enzim pankreas
· Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin (protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, acara lipase relatif lebih tinggi dari pankreatin.
· Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
· Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi kerikil kolesterol kandung empedu.
2.2.8 ANTASIDA
Antasida ialah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yg menimbulkan timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium menyebabkan diare lantaran bersifat pencahar, sedangkan sediaan yang mengandung aluminium sanggup menimbulkan sembelit maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit.
2. Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, tanda-tanda utama penyakit gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan hanya ditujukan untuk tanda-tanda ringan saja. Pengobatan ulkus tanggapan keasaman yang hiperbola mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam, dan mengurangi H. pylori.
3. Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi ialah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut sanggup menimbulkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, menyerupai zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh kuman yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi lantaran kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa menjadikan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).Peningkatan pH sanggup mengubah kemampuan biologis obat lain, menyerupai tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga sanggup terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan aluminium hidroksida sanggup menimbulkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2).Bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam. teladan obatnya ialah ranitidin dan simetidin.
Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :
a. Antasida
· Aluminium Hidroksida
· Al Oksida
· Magnesium Karbonat
· Mg Trisilikat
· Mg Oksida
· Mg Hidroklorida
· Natrium Karbonat
· Bismuth Subnitrat
· Bismuth Subsitrat
· Kalsium Karbonat
· Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )
b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )
· Ranitidin
· Simetidin
· Famotidin
· Nizatidin
# Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai tanggapan kendala reseptor H2.
c. Penghambat Pompa Proton
· Omeprazol
· Lansoprazol
· Pantoprazol
# Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim adenosin trifosfat hidrogen-kalium (pompa proton dari sel parietal lambung)
d. Anti Kolinergik / anti muskarinik
· Pirenzepin
· Fentonium
· Ekstrak Belladon
# Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan melawan kejang
e. Analog Prostaglandin
· Misoprostol
# Anti sekresi dan proteksi
f. Pelindung mukosa
· Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
g. Penguat motilitas
· Metoklorpramid
· Domperidon
h. Zat pembantu
· Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga gampang di serap dan sanggup mencegah masuk angin, kembung dan kentut
i. Penenang
· Diazepam
· Klordiazepoksida
# menekan stress yg sanggup memicu asam lambung
2.2.9 ANTIKOLINERGIK
Antikolinergi (antimuskarinik, parasimpatolitik) menghilangkan nyeri dengan menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal; obat-obat ini bekerja dengan menghambat asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida. Antikolinergik berfungsi memperlambat waktu pengosomgam lambung, sehingga lebih sering digunakan untuk tukak duodenum daripada tukak lambung.Antikolinergik harus diminum sebelum makan untuk mengurangi sekresi asam yang timbul ketika makan. Antasid sanggup memperlambat absorbsi antikolineregik sehingga harus diminum 2 jam setelah tunjangan antikolinergik. Namun ketika ini diangap obsolet dan sudah ditinggalkan seluruhnya.
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan ialah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : mendapatkan makanan, memecah masakan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam pemikiran darah, membuang cuilan masakan yang tidak sanggup dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan sanggup diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Dari sekian obat yang disebutkan di atas, setiap obat mempunyai imbas dan fungsi yang berbeda sesuai dengan golongan obat tersebut.
3.3 Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat sanggup menyediakan ataupun memperlihatkan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam tunjangan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga sanggup meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
Daftar Pustaka