Keperawatan Komplementer - Terapi Magnet



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Penggunaan Terapi Magnet
Terapi magnet memakai sifat alami dari magnet untuk meringankan rasa sakit pada aneka macam serpihan tubuh. Magnet sudah usang diyakini mempunyai kekuatan penyembuhan untuk nyeri otot dan kekakuan pada serpihan tubuh. Penggunaan magnet untuk manfaat medis ini bisa dirujuk kembali ke Mesir kuno dan juga Yunani kuno ketika Hippocrates (bapak kedokteran) yang memakai kerikil magnet untuk mengobati kemandulan. Begitu juga orang kuno di India yang memakai magnet untuk mengatasi Insomnia.
Dikatakan para penyembuh di Cina pada tahun 200 SM memakai kerikil magnet pada badan untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang tidak sehat dalam fatwa qi atau energi. Kemudian, tercatat juga bahwa seorang dokter Swiss pada era ke-16 memakai magnet untuk mengobati epilepsi, diare, dan perdarahan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa magnet mempunyai khasiat untuk meringankan nyeri kronis.
Produk Terapi magnetik berupa gelang, kalung, cincin, anting, liontin, atau jam tangan pada umumnya dipakai untuk mengobati penyakit menyerupai insomnia, nyeri sendi, kejang otot, menyembuhkan luka, dll.

1.2   Proses Terapi Magnet
 Di dalam badan insan terdapat sel-sel darah yang mengandung zat besi (Fe) dan Neodymium magnet (Nd2Fe14B) yang dipakai dalam terapi biomagnetik yang juga mengandung zat besi.
Ketika magnet atau sinar inframerah diletakkan erat pembuluh arteri utama, menyerupai pembuluh arteri jantung (titik nadi di pergelangan tangan) atau arteri karotid (titik nadi di leher) akan terjadi perangsangan (reaksi Fe pada Neodymium terhadap Fe pada sel-sel darah) sehingga sel-sel yang sebelumnya saling melekat dan bersambungan hasilnya terurai. Hal ini menyebabkan fatwa darah menjadi lebih lancar. Karena fatwa darah menjadi lancar, kemampuan sel darah menyerap oksigen dan nutrisi pun meningkat. Oksigen, nutrisi, dan hormon tubuh, termasuk penghilang rasa nyeri (hormon endorfin) akan disebarkan oleh sel-sel darah keseluruh jaringan dan organ badan yang membutuhkan. Apabila semua sel di seluruh badan memperoleh pasokan oksigen, nutrisi, dan hormon dengan lancar maka sel-sel tersebut sanggup bekerja dengan normal sehingga magnet dan sinar inframerah yang menembus permukaan kulit juga dapat membantu mengaktifkan sel syaraf sehingga bisa memberikan pesan dengan cepat. Hal ini merangsang proses pemulihan sel dan meningkatkan kemampuan absorpsi ion negatif yang menciptakan keseimbangan ion dalam badan kita tetap terjaga.

1.3  Dampak Terapi Magnet
Penggunaan terapi magnetik ini tentu saja sanggup menyebabkan dampak negatif maupun positif. Terlepas dari dampak negatif yang sanggup ditimbulkan, terapi ini merupakan metode yang kondusif dipakai dalam meningkatkan kesehatan.
Dampak faktual yang ditimbulkan dari terapi ini tentu saja meningkatkan kesehatan tubuh, menyerupai menstabilkan sirkulasi kardiovaskuler, menjaga fungsi metabolisme, menjaga stamina dan kekebalan tubuh, mengurangi tanda-tanda depresi, dan bisa mengatasi stress, ayan, susah tidur, gangguan ginjal dan hati, serta beberapa penyakit lainnya.
Namun, di dalam penggunaanya, terapi magnetik juga akan menyebabkan dampak menyerupai merasa hangat atau panas, gatal, sakit kepala, sering buang air besar maupun kecil, atau merasa tidak lezat di seluruh badan yang disebabkan lantaran sirkulasi di dalam tubuh  sedang diperbaiki, dan badan sedang menyesuaikan diri, serta di seluruh badan anda mengalir darah yang penuh oksigen dan nutrisi. Perasaan ini akan hilang setelah beberapa hari.
Perlu diingat, durasi dalam terapi magnet juga harus diperhatikan. Banyak orang yang salah kaprah dengan melaksanakan terapi ini terus-menerus. Medan magnet menciptakan metabolisme badan menjadi cepat. Padahal, badan juga butuh istirahat. Kalau dipakai tanpa istirahat, malah bisa merusak organ dalam tubuh.

























BAB II
KONSEP TEORI

2.1    Pengertian
Terapi magnet merupakan pengobatan nonmedis dengan memanfaatkan medan magnet secara kondusif dan tanpa imbas samping untuk mempercepat proses penyembuhan dengan cara menyeimbangkan dan mengembalikan arus elektromagnetik yang ada di dalam sel-sel darah manusia. Saat fatwa energi dalam badan abnormal, kulit disekeliling titik akupoint biasanya menjadi perih dan nyeri jikalau tersentuh. Dengan terapi magnet syaraf di sekitar titik akupoint distimulasi energi elektromagnetik, sehingga rasa perih dan nyeri  berkurang. Aliran magnetik dalam badan kita secara alami dibuat oleh sirkulasi fatwa ion listrik dalam sel dan transmisi listrik dari syaraf hingga membran sel. Terapi ini juga merupakan metode yang aman, yang memakai medan magnet untuk tujuan terapi.
Bumi ialah medan magnet alam. Tubuh insan juga merupakan suatu medan magnet sebagai tanggapan dari proses bioelektrik dalam tubuh. Dalam kondisi normal elektron dan ion bekerja seimbang. Bila keseimbangan terganggu, arus dan distribusi dalam sel akan terpengaruh dan hal ini biasanya menjadi akar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh.

2.2  Konsep
Kehidupan berkembang dibawah efek medan magnetik bumi. Meskipun medan magnetik ini relatif kecil, tetapi berperan dalam aneka macam fungsi tubuh. Tubuh insan merupakan struktur yang unik, terdiri atas sel-sel yang merupakan suatu massa protoplama yang mengandung nukleus. Protoplasma atau sitoplama ialah komponen kimia komplek penyusun utama sel daripada nukleus. Tiap-tiap sel insan merupakan serpihan kecil dari komponen magnetik dan komponen tersebut melewati semua organ. Organ-organ tersusun atas sel dan jaringan. Cairan badan mengandung aneka macam macam ion menyerupai Potassium (K+), Klorida (Cl), Phosphor (PO4), Sodium (NA+), dan sebagainya.
Ion terdiri atas atom atau radikal. Pada elektrolisis, ion mempunyai kecenderungan untuk melewati dari satu polaritas ke polaritas lainnya. Ion merupakan konduktor dan arus listrik melalui ion-ion tersebut dikelilingi oleh medan magnetik disekitarnya. Semua jaringan dan sistem syaraf dalam badan diatur oleh medan magnetik dalam tubuh.
Medan elektromagnetik ini merupakan prinsip dasar dari terapi magnetik. Medan magnetik ini cenderung fluktuatif, organ otak memancarkan medan magnet maksimum 3,00,000 kilo-gauss pada ketika seseorang tidur. Pada waktu normal nilai medan magnetnya berbeda. Makara nilai rata-rata dari medan magnet tiap organ badan berbeda. Jika ada organ yang mengandung penyakit, dengan seketika medan magnetisnya terganggu. Nilai yang baik ialah medan magnet sanggup menginduksi kearah nilai normal pada organ-organ. Ini merupakan esensi dari terapi magnetik.
Terapi magnetik mempunyai imbas baik terhadap sel, jaringan dan syaraf ketika diaplikasikan ke serpihan yang terpengaruh. Terapi magnetik menciptakan peningkatan sirkulasi.

2.3  Indikasi
1.      Sistem Muskuloskeletal
Misalnya, trauma (distorsi, fraktur). Beberapa penelitian melaporkan bahwa medan magnetik bergetar meningkatkan penyembuhan fraktur pada tulang panjang tibia yang gagal sembuh setelah beberapa minggu.
2.      Arthritis
Keefektifan terapi magnetik dalam mengurangi nyeri pada arthitis menurut penelitian double blind, plasebo- kontrol yang dipublikasikan oleh Journal of Rheumatology.
3.      Nyeri Kronik
Nilai dari terapi medan magnetik bergetar pada terapi nyeri telah dites pada penelitian longitudinal. Pada pasien dengan nyeri kronik yang sukar sembuh dengan terapi konvensional, diberikan medan magnetik sebanyak 60 gaus, 10 Hz diberikan selama 20 menit perhari selama 10 hari. Nyeri dinilai memakai skala nyeri analog linear, sebelum dan sehabis terapi. Semua pasien menunjukkan penurunan rasa nyeri setelah terapi.

2.4  Kontraindikasi
1.      Bagi pengguna pacemaker, defibrilator, pompa insulin atau peralatan elektronik medis lainnya tidak dianjurkan memakai terapi magnet.
2.      Ibu yang sedang mengandung juga tidak diperkenankan memakai terapi ini.




















STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TERAPI MAGNET

1.    TAHAP PERSIAPAN
a.  Persiapan Pasien
1)   Menjelaskan tujuan terapi magnet
2)   Menyebutkan mekanisme tindakan
3)   Pasien dalam posisi duduk dengan tengadah pada bangku atau tidur terlentang

b. Persiapan Lingkungan
1)   Tempatkan alat biar gampang bekerja
2)   Pasang sampiran atau tutup pintu
3)   Mempersilahkan keluarga pasien untuk menunggu diluar

c.  Persiapan Alat
1)   Magnet
2)   Sarung tangan
3)   Bengkok

2.    TAHAP PELAKSANAAN
1)        Mencuci tangan, jikalau perlu gunakan sarung tangan.
2)        Persilahkan pasien untuk membuka pakaian jikalau diperlukan.
3)        Oleskan minyak pada serpihan yang akan diterapi.
4)        Tempelkan magnet pada serpihan badan yang akan diterapi.
5)        Setelah ±30 menit, lepaskan magnet, kemudian bersihkan serpihan yang dierapi.
6)        Bereskan alat
7)        Buka sarung tangan, kemudian basuh tangan.



3.    TAHAP AKHIR
1)   Evaluasi perasaan pasien
2)        Evaluasi reaksi terapi
3)        Dokumentasikan mekanisme dan hasil tindakan





















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://tysonindonesia.wordpress.com/apa-itu-terapi-magnet/.diaksses 7 Maret 2013 (15.25)
Anonim. . diaksses 7 Maret 2013 (16.10)
Anonim.http://palapacipa.com/-/-/cetak/profil.html. diaksses 7 Maret 2013 (16.15)
Anonim. . diaksses 7 Maret 2013 (16.25).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel